Bab 56 - Fight For It

1.6K 211 23
                                    

Bab 56 - Fight For It

Sabtu malam, karena Lyra dan Dera libur, juga karena besok Ryan akan berangkat ke Jakarta, mereka memutuskan untuk jalan-jalan. Dhika bahkan berkeras untuk ikut karena ingin menemani Dera. Namun, yang membuat Lyra kesal adalah kehadiran Erlan.

Mereka pergi ke outdoor café malam itu, meski sebenarnya itu keinginan Lyra. Mereka baru saja duduk dan Erlan sudah bertanya,

"Jadi, kalau lo nggak mau mundur tentang rencana lo itu, apa yang bakal lo lakuin?"

"Orang tolol mana yang ngajak dia ikut ke sini tadi?" Lyra menatap ke arah Ryan dengan kesal, tahu ini perbuatannya. Lyra tahu banyak hal yang harus diurus Erlan untuk head to head Fond Mode dengan Key Fashion, jadi apa yang dia lakukan di sini, sungguh?

"Lo yang paling tahu siapa yang paling mungkin ngelakuin itu," Erlan bahkan berani membalas.

Lyra mendesis kesal. "Gue bakal urus masalah gue sendiri, jadi lo jangan ikut campur."

Erlan mengangguk. "Bahkan meski ntar lo dikirim ke Amerika, lo..."

"Gue bakal pergi, jadi lo bisa berhenti naruh semua perhatian lo ke masalah gue," sela Lyra tajam. "Lo bukannya harusnya sibuk sama Fond Mode, ya? Atau, lo sengaja malas-malasan biar ditendang dari perusahaan?"

Erlan tersenyum geli. "Itu kan yang elo pengen," balasnya.

"Bagus deh, kalau lo tahu." Lyra menarik buku menu yang baru tiba di meja mereka, diantar seorang karyawan kafe.

"Tapi kira-kira, kamu bisa bantuin Lyra nggak, Lan, biar dia nggak perlu ngelakuin sampai sejauh itu?" Suara Dera itu membuat Lyra kembali mendongak.

Ia mendengus tak percaya. "Ra, please," ia meminta, frustrasi. "Aku bisa ngatasin masalah itu. Lagian, kalaupun aku harus minta tolong, aku bisa minta tolong sama Arman."

Dera menatap Lyra cemas. "Tapi kan, sekarang yang ada di sini Erlan. Dia juga yang katamu bertanggung jawab sama proyek Fond Mode itu. Kalau nanti kamu ngacauin Fond Mode, Erlan juga yang bakal kena masalah, kan?"

"Emang itu juga tujuanku," balas Lyra kejam. "Bagus malah kalau dia sampai ditendang dari perusahaan karena masalah itu ntar."

"Itu pun kalau dia nggak ngelaporin ke kantor pusat apa yang lo lakuin," Ryan menyambung.

Lyra mendengus. "Kalau dia bisa, coba aja. Gue nggak bakal nyegah dia ngelaporin gue ke pusat." Lyra menatap Erlan menantang, sementara pria itu hanya tersenyum santai, seolah ini sama sekali tak mengganggunya. Erlan bahkan tak sedikit pun peduli jika Lyra mengacaukan Fond Mode dan membuatnya terkena masalah.

"Wah, wah, wah ... looks like you know his weakness so well, Alyra," seseorang berbicara dari belakangnya, membuat Lyra memutar tubuh.

Seorang gadis cantik berambut cokelat bergelombang yang ditarik ke satu sisi lehernya, mengenakan kaus biru dengan bagian satu bahunya terbuka, dipadu hot pants dan wedges, berjalan ke arahnya. Penampilan gadis itu membuat perhatian pengunjung lain tertuju padanya, tapi Lyra berkomentar,

"Apa lo nggak kedinginan?"

Mata gadis itu menyipit tajam, tak suka, sementara Lyra samar mendengar tawa tertahan Erlan. Meski begitu, kemudian ia melihat Erlan menghampiri gadis itu, melepaskan jaketnya dan memakaikannya di bahu gadis itu, seketika mendapat tatapan protes si gadis.

Gadis itu sudah akan berjalan ke arah kursi yang masih kosong, tapi Erlan menahan lengannya.

"Lo mau apa ke sini?" tuntut Erlan.

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang