Bab 79 - Pertemuan Kembali
Satu tahun kemudian...
Setelah mengantarkan Damar ke rumah orang tua Ryan, –ya, rumah yang baru dibeli ayahnya bulan lalu tepat setelah ayahnya memutuskan untuk tidak lagi bekerja di perusahaan dan pindah ke Solo, dengan alasan agar ayah dan ibunya bisa lebih sering bertemu dengan Damar dan Prita, Ryan akhirnya bisa bergabung dengan teman-temannya di kafe tak jauh dari pabrik. Tempat yang dulu menjadi tempat mereka bertemu. Hingga saat ini. Ryan tersenyum ketika berjalan ke arah pintu masuk kafe.
Waktu benar-benar berjalan begitu cepat. Setelah Ryan kembali ke Solo tahun lalu, Lyra pergi ke Jakarta dengan Erlan. Namun, meski Lyra sudah masuk ke perusahaannya, ia masih harus berusaha mendapat dukungan dari dewan direksi, meski itu bukan hal yang mudah. Bahkan setelah semua usaha yang dilakukan Lyra, tetap saja, ia dinomor sekiankan.
Sementara Dhika yang baru kembali dari Spanyol dua minggu lalu, memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak sementaranya dengan perusahaan game Jets dan berniat membuat perusahaannya sendiri bersama anggota timnya. Sebelum Dhika berangkat ke Spanyol dulu, ia sudah menyelesaikan game yang dibuatnya dengan Bima dan game itu mengikuti kesuksesan seri sebelumnya.
Bahkan game yang baru diselesaikannya di Spanyol kemarin sudah launching bulan lalu dan juga meraih sukses besar. Tentu saja itu membuat Dhika mendapat banyak tawaran, tapi sepertinya keputusannya sudah bulat. Dia tidak ingin pergi ke mana-mana, selain berada di samping Dera, dan membangun perusahaannya sendiri.
Dera sendiri kini tampak sangat menikmati pekerjaannya sebagai webtoonist. Beberapa karyanya bahkan sudah diterjemahkan ke bahasa lain. Meski begitu, Dera juga menolak untuk pergi ke Jakarta. Pertama, dia tidak ingin pergi ke tempat di mana Dhika tidak ada. Dan kedua, Dera tak ingin jauh dari kakak-kakaknya juga.
Hubungan Dera, Dhika dan ketiga kakak Dera juga semakin membaik. Raka bahkan mengizinkan Angga untuk berinvestasi di game Dhika selanjutnya. Dhika bahkan berkata jika Raka sempat mengunjunginya di Spanyol ketika Raka ada perjalanan bisnis ke sana.
Sepertinya, hanya Erlan dan Lyra yang belum mengalami perkembangan. Mereka masih sering berdebat dan bertengkar seperti dulu. Tentu saja, Lyra juga masih dengan rajinnya menolak Erlan. Padahal, dulu Ryan pikir mereka sudah sempat dekat. Namun, setiap kali Ryan bertanya pada Erlan, Erlan hanya menjawab sambil lalu bahwa sejak dulu hubungannya dengan Lyra memang selalu seperti itu.
Masalahnya, dua minggu lagi, Lyra akan pergi ke Kanada untuk mengurus resort baru perusahaannya di sana. Dan itu adalah keputusan Lyra sendiri. Dia beralasan jika itu adalah proyek yang diajukannya, jadi dia ingin membuktikan kemampuannya dengan proyek itu. Ketika dia memberitahukan rencananya itu pada Ryan, dia tampak begitu bertekad. Katanya, bahkan meski membutuhkan sepuluh tahun, dia akan membuktikan pada papanya, dan orang-orang yang berusaha menepikannya, bahwa mereka tidak akan pernah bisa menganggap remeh Lyra lagi.
Namun, jika Lyra pergi ke Kanada, itu berarti Erlan harus melepas Lyra juga. Ia tidak mungkin mengikuti Lyra ke Kanada. Dan sampai saat ini, Erlan tak pernah membahas itu dengan Ryan, meski Ryan tahu betapa masalah ini mengusik Erlan. Selama setahun terakhir, setelah mereka kembali ke kantor pusat, Erlan selalu berusaha melindungi Lyra.
Ryan tahu, Lyra juga tahu apa yang Erlan lakukan untuknya. Mungkin karena itulah, dia selalu menjaga jarak dari Erlan, bahkan mendorong Erlan menjauh. Trauma Lyra memang sudah membaik selama setahun terakhir. Lyra bahkan sudah tidak lagi tergila-gila untuk membalas setiap hal kecil kebaikan yang orang lain lakukan untuknya. Dia sudah belajar menerima.
Namun, sepertinya dia memberlakukan pengecualian untuk Erlan. Meski begitu, saat ini Ryan sudah cukup senang. Ia bersyukur karena bisa berkumpul dengan orang-orang yang ia sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be You (End)
Fiksi UmumTiga gadis muda dengan latar belakang berbeda, sama-sama sedang mencari tempat mereka di dunia yang kejam ini, dengan cara masing-masing. Dipertemukan di tempat yang tidak biasa, pabrik, kehidupan dan lingkungan yang keras harus mereka hadapi, denga...