Bab 61 - Preparation

1.5K 208 21
                                    

Bab 61 - Preparation


Ketika Dhika menjemput ke rumahnya Selasa pagi itu, Dera masih sangat mengantuk. Setelah pergantian shift kemarin, Dera masih belum terbiasa dengan jadwal sore minggu ini. Ia benar-benar masih perlu tidur, tapi ia tak bisa menolak ketika Dhika mengajaknya keluar pagi itu.

"Kita mau ketemu orang?" Dera tak dapat menahan kagetnya setelah Dhika mengatakan jika dia akan membawa Dera menemui seseorang.

"Siapa?" tuntut Dera.

Dhika tersenyum. "Ntar juga kamu ketemu dia," jawabnya.

Dera mendesis kesal karenanya.

Dhika membawa Dera ke sebuah kafe di pusat kota. Ketika Dhika dan Dera memasuki kafe itu, seorang gadis cantik di meja di samping jendela kaca melambaikan tangan ke arah mereka.

Dera menyipitkan mata tak suka, tapi ia belum sempat protes ketika Dhika sudah menggandeng dan membawanya ke sana. Siapa gadis cantik ini? Dera ingin menanyakan itu pada Dhika, tapi ia menahan diri.

Sampai akhirnya, Dhika memperkenalkan Dera pada gadis itu, "Thalia, kenalin, ini Nadera. Panggil aja Dera. Dia yang aku omongin pas aku telepon kamu waktu itu."

Gadis cantik itu bangkit dari duduknya, mengulurkan tangan pada Dera, membuat Dera terpaksa menerima uluran tangannya.

"Thalia," gadis itu menyebutkan namanya.

"Dera," balas Dera.

Namun, ketika Thalia melepaskan tangan Dera, ia langsung menghambur memeluk Dhika, membuat Dera kontan melotot kaget. Apa-apaan ...

"Li, Li, please, deh ..." Dhika melepaskan pelukan gadis itu, tapi ia tersenyum.

Dera menatap pria itu kesal. Apa dia menyukai gadis ini? Jangan bilang ... dia mantan kekasih Dhika?

"Kamu tuh, tiba-tiba ngilang gitu nggak ngasih kabar dan sekarang ... tahu-tahu muncul bawa cewek lain di depanku," omel Thalia.

Dera ternganga.

Bawa cewek lain?

Apa Dhika berselingkuh dengan Dera dari Thalia?

"Sori, sori. Tapi, ini aku udah nemuin kamu, kan? Dan aku ..."

"Ini ..." Dera tak dapat menahan diri lagi, "maksudnya apa, ya?"

Dhika dan Thalia seketika menatap Dera.

"Kamu ngapain bawa aku ke sini? Siapa cewek ini? Cewekmu? Mantanmu? Atau, cewek yang kamu suka?" Dera tak dapat menahan kekesalannya.

Dhika tampak terkejut, sementara Thalia tiba-tiba tergelak. Dan apa yang lucu di sini?

"Ya ampun, cewekmu ini cute banget, deh. Makanya kamu sampai tergila-gila gitu, ya? Cukup gila buat keluar dari gua persembunyianmu," Thalia berkata pada Dhika. Gadis itu lalu menatap Dera dan berkata, "Dhika bilang kamu mau belajar jadi webtoonist. Jadi, dia minta tolong ke aku."

Dera yang tersadar bahwa barusan ia melakukan kesalahan, seketika panik. Ia berdehem.

"Sori ... maaf ... aku ..."

"Nyantai aja," kata Thalia geli. "Duduk dulu, deh. Sekalian pesan dulu. Aku belum sarapan gara-gara buru-buru ke sini tadi."

Dera melirik Dhika, mendadak merasa tak nyaman, tapi Dhika hanya tersenyum geli dan menarik Dera duduk. Pria itu bahkan memesankan sarapan untuk Dera.

"Wah ... kayaknya kamu tahu banget tentang cewekmu, Ka," Thalia berkomentar.

Dhika mengangguk. "Tapi tetap aja, aku sering dibuat kaget sama dia. Kayak tadi," balas Dhika, membuat wajah Dera terasa panas. "Dia kadang nggak terduga banget."

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang