Bab 80 - Catch Your Heart
Selama dua minggu terakhir sejak pertemuannya dengan Ryan dan yang lain di Solo itu, Lyra sengaja menjauh dari Erlan. Setiap kali Erlan datang ke rumahnya, Lyra mengunci diri di kamar, berpura-pura tidur, menolak menemui Erlan. Bahkan ketika pria itu beralasan ingin menemuinya karena masalah pekerjaan, Lyra hanya memintanya menitipkan pesan ke sekretarisnya. Sampai-sampai ayahnya berpikir jika Lyra sedang bertengkar dengan Erlan.
Namun kenyataannya, ini lebih parah dari sekadar bertengkar. Selama setahun terakhir ini, Lyra selalu berusaha menepisnya, menolak mengakuinya, tapi tak peduli berapa kali pun ia menepis perasaannya, ia tahu, lebih dari siapa pun, hanya ada Erlan di sana. Dengan menyebalkannya, dengan tidak adilnya.
Di saat terberatnya, saat tersulitnya, ia tahu Erlan yang menolongnya. Meski ia benci akan kenyataan itu, ia tak bisa mengelak akan perasaannya. Betapa pun ia berusaha mengingkari itu, bahkan sekeras apa pun ia berusaha mengenyahkannya, tapi perasaan bukanlah hal yang bisa ia enyahkan kapan pun ia ingin. Ia bisa apa ketika satu-satunya nama yang ada di hatinya adalah nama Erlan?
Bahkan meskipun Lyra tak menginginkannya, tapi tak ada yang bisa ia lakukan dengan itu. Entah sejak kapan, entah bagaimana, nama pria itu sudah menetap di hati Lyra. Ketika Lyra menyadarinya, semua sudah terlambat. Tak peduli bagaimanapun Lyra berusaha menghapusnya, mengenyahkannya, ia tak bisa. Ia bahkan tak bisa menyalahkan Erlan untuk ini.
Ini perasaan Lyra, jadi bagaimana bisa ia menyalahkan Erlan? Lyra yang bodoh hingga bisa merasakan perasaan seperti ini pada Erlan. Lyra yang gila, karena membiarkan perasaan bodoh ini tumbuh di hatinya.
Lyra tidak menghindari Erlan tanpa alasan selama ini. Dulu, mungkin ia memang melakukannya karena kebenciannya pada Erlan. Namun, kini ... setelah tahu semua yang Erlan lakukan untuknya, setelah jantungnya mulai berdetak kencang untuk pria itu, ia tidak lagi punya tempat untuk sembunyi. Ini jugalah yang menjadi pertimbangannya untuk pergi ke Kanada. Karena ia butuh waktu, untuk menata perasaannya.
Dan sialan Ryan untuk ini. Tak bisakah dia membiarkan Lyra menjalani harinya dengan tenang sebelum ia berangkat ke Kanada?
Jika saja dua minggu lalu Ryan tak mengungkit masalah ini, Lyra tidak akan harus berhadapan dengan Erlan yang seperti ini. Pria itu sudah cukup menyebalkan selama ini. Terlebih setelah menyatakan perasaannya pada Lyra dulu. Sialan, Erlan. Bahkan setelah satu tahun Lyra berusaha mengunci perasaannya, pria itu masih mampu menggoyahkan Lyra seperti ini.
Namun, Lyra segera menenangkan diri, mengatakan bahwa besok ia akan berangkat ke Kanada. Ia akan meninggalkan perasaan ini, dan saat ia kembali nanti, ia yakin perasaannya akan benar-benar lenyap tak berbekas. Dan saat itu, ia akan mengambil kembali perusahaannya. Ia mungkin hanya merasa berterima kasih pada Erlan akan bantuan pria itu selama ini. Ia mungkin hanya ...
Ah, sial. Jantungnya berdegup begini kencang hanya dengan memikirkan pria itu. Lyra tahu, percuma ia berusaha mengenyahkan pria itu dari kepalanya. Semakin ia berusaha, semakin kuat ia merasakan keberadaan pria itu di sana.
Frustrasi, kesal, Lyra memutuskan untuk berjalan-jalan. Ia tak peduli meski jam sudah menunjukkan nyaris tengah malam. Ia butuh udara segar, atau ia akan benar-benar gila. Karena pria bernama Erlan itu.
***
Erlan tak bisa untuk tak memikirkan kata-kata Ryan dua minggu lalu di kafe dekat pabrik saat mereka berkumpul,
"Alasan lo ragu nerima tawarannya Erlan ini ... bukan karena lo ngarepin dia nawarin perasaannya, kan?"
Saat itu Lyra tampak kaget, panik. Erlan tak bisa untuk tak bertanya-tanya, apakah akhirnya Lyra juga merasakan hal yang sama dengannya? Dulu, Erlan sempat berharap ketika Lyra mendampinginya, di sampingnya, di saat terberatnya saat ia harus kehilangan ibunya. Bahkan Lyra tidak lantas mengusir Erlan ketika Erlan menyatakan perasaannya pada Lyra waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be You (End)
Fiction généraleTiga gadis muda dengan latar belakang berbeda, sama-sama sedang mencari tempat mereka di dunia yang kejam ini, dengan cara masing-masing. Dipertemukan di tempat yang tidak biasa, pabrik, kehidupan dan lingkungan yang keras harus mereka hadapi, denga...