Bab 37 – To Let You Go
Suasana hati Dera yang tadinya melambung tinggi setelah Prita menelepon dan akan mengajaknya ke The Key bersama Lyra dan Damar, seketika jatuh dengan keras saat melihat Dhika di dalam mobil Lyra itu.
"Dia ngapain di sini?" tuntut Dera kesal saat Prita turun dan menghampirinya.
Kaca jendela samping terbuka dan Lyra menjawab,
"Aku malas nyetir."
Dera menyipitkan mata tak suka.
"Ikut, nggak?" Lyra berkata. "Kalau nggak, kita berangkat sendiri, nih," ancamnya.
Dera mendesis kesal, lalu mengikuti Prita masuk ke dalam mobil itu.
"Emangnya Ryan ke mana? Kenapa malah ngajak dia?" sengit Dera saat ia duduk di tengah, antara Lyra dan Prita.
"Ada urusan," jawab Lyra pendek.
"Tapi, nggak harus ngajakin dia juga, kan?" Dera melempar tatap kesal ke arah Dhika yang sedang menyetir.
"Kalau dia nggak ikut, ntar nggak ada yang bawain belanjaanmu," sahut Lyra enteng.
"Aku bisa bawa belanjaanku sendiri!" kesal Dera. "Lagian, siapa bilang aku nanti mau belanja? Aku mau jalan-jalan, kok. Duitku yang dikasih kakakku udah habis buat kemarin."
"Wah, kamu kabur tapi masih berani makai duitnya kakakmu?" Lyra menyeringai meledek.
"Kamu ..."
"Kamu juga masih pake credit card dari ayahmu kan, Lyr?" Prita tiba-tiba menyahut.
Lyra mendesis kesal. "Pengkhianat."
Prita hanya tersenyum sementara Dera sudah memeluk lengan Prita. "Emang cuma Prita yang ngertiin aku."
"Dhika kurang ngertiin kamu gimana lagi sih, Ra?" Suara Lyra itu membuat Dera menoleh kesal padanya.
"Kamu lupa, dia hobi bikin aku kesal gitu?" balas Dera sengit. Ia lalu mendekat pada Lyra dan berkata pelan, "Dan kamu ngapain sih ngajak dia juga? Dia kan, baru pulang kerja. Dia pasti capek, kan? Kamu tuh emang ..." Kalimat Dera belumlah selesai ketika Lyra sudah berseru,
"Ka, Dera khawatir kamu kecapekan, tuh!"
Dera melotot panik ke arah Lyra yang sudah menyeringai.
"Nggak khawatir sama dia, ya! Aku khawatir dia bakal ngantuk padahal dia nyetir. Aku khawatir sama diriku sendiri soalnya aku ada di mobil yang disetirin dia," Dera berkata cepat.
"I got it," balas Lyra enteng, tapi jelas ia hanya menyindir Dera.
Dera mendesis kesal. Kenapa Lyra menjadi begini menyebalkan sepagi ini?
Saat ia menoleh ke kaca spion depan, ia mendapati Dhika sedang menatapnya dan tatapan mereka bertemu, yang langsung dihalau Dera dengan,
"Apa lihat-lihat?"
Dhika tidak segera memalingkan wajahnya dan masih menatap Dera, lalu berkata,
"Aku lagi lihat kendaraan di belakang. Ada motor yang ugal-ugalan di belakang, tuh. Sampai mobil-mobil lain pada berhenti di belakang."
Dera terbelalak kaget, lalu menoleh ke belakang dan mendapati Dhika mengatakan kebenaran. Dera memejamkan mata saat merasakan wajahnya memerah.
"Kak Dera ge-er banget, deh," celetuk Damar dari kursi depan dengan nada geli.
Di sebelahnya, ia mendengar kemudian Lyra terbahak puas. Seolah itu belum cukup, Dhika kembali berbicara,
"Duduk yang benar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be You (End)
General FictionTiga gadis muda dengan latar belakang berbeda, sama-sama sedang mencari tempat mereka di dunia yang kejam ini, dengan cara masing-masing. Dipertemukan di tempat yang tidak biasa, pabrik, kehidupan dan lingkungan yang keras harus mereka hadapi, denga...