Bab 74 - I'm Here
"Giandhika, ya ampun!" Seruan memekakkan telinga itu membuat Dera seketika tersentak duduk. Ia merasakan seseorang menggenggam tangannya dan di depannya, Dhika duduk di kursi sembari melempar senyum hangat padanya.
"Good morning, Dera," Dhika menyapa Dera.
Dera bahkan tak sempat menjawab ketika Thalia berkata,
"Good morning, yeah. Lihat apa kamu masih bisa bilang good morning habis nemuin tamumu."
Dhika menoleh pada Thalia. "Tamu?"
"Mereka udah di luar, dan ..."
"Nggak usah repot-repot." Suara yang sudah sangat dikenal Dera itu menyela Thalia, dan berikutnya, Raka memasuki ruang kerja Dhika. Diikuti Dimas dan juga Angga, yang langsung bersiul usil.
Mengejutkan Dera, Dhika tiba-tiba berdiri dan tampak salah tingkah.
"Kamu tadi malam tidur di sini, Ra?" Dimas yang bertanya.
"Semalam nggak ada apa-apa. Kalian nggak perlu khawatir," Dhika berkata.
Dera mengerutkan kening bingung ketika melihat Raka menatap Dhika tajam.
"Kakak ngapain di sini?" tanya Dera seraya menurunkan kakinya dari sofa, dan saat ia menunduk, dilihatnya kemeja Dhika menutupi tubuhnya. Dhika benar-benar manis.
"Kamu masih bisa senyum di situasi kayak gini?" Suara Angga itu membuat Dera kembali menatap kakaknya.
"Emangnya kenapa Dera nggak boleh senyum?" balas Dera. "Dan kalian belum jawab pertanyaan Dera tadi. Kenapa kalian ada di sini?"
"Ra, kamu tadi malam nggak pulang dan tidur di sini?" Dimas kembali bertanya.
Dera mengangguk.
"Kamu yakin semalam nggak terjadi apa-apa?" Raka bertanya tajam pada Dhika.
Dhika berdehem, mengangguk.
"Emangnya semalam ada apaan, sih?" Dera menatap Dhika tak mengerti. Apa sesuatu terjadi setelah ia tidur atau apa?
Dhika menatap Dera sekilas, sebelum kembali menatap Raka.
"Kayaknya kita harus ngomong sesuatu, ya kan?" Raka menatap Dhika kesal.
Dera tak dapat menahan panik melihat itu. "Kakak ngapain kok mendadak gini ke Dhika? Dera ada bikin salah apa sama Kak Raka?"
Tak satu pun dari ketiga kakaknya menjawab, tapi Angga lantas menghampiri Dera, menariknya berdiri dan membawanya keluar dari ruang kerja Dhika.
"Kak, kenapa ..."
Pintu di depannya tertutup bahkan sebelum Dera menyelesaikan tanyanya. Angga benar-benar keterlaluan.
"Kamu tuh, ya," gemas Thalia, "polosnya kebangetan emang."
Dera menoleh pada Thalia dan mendecak pelan, kesal. "Kalau kamu nggak mau ngejelasin, mending nggak usah komentar, deh."
Thalia mendengus pelan. "Mending kamu sekarang mandi dan kerja. Tuh, dibawain baju ganti juga sama kakakmu," kata Thalia disertai cubitan ringan di lengan Dera, sebelum gadis itu pergi.
Dan ada apa dengan semua orang pagi ini? Kenapa mereka sensi sekali sepagi ini?
***
Dhika bisa merasakan tatapan tajam ketiga kakak Dera. Yah, ia mengerti alasan mereka. Dan ia tahu, ia salah, tapi ...
"Semalam beneran nggak ada apa-apa," Dhika berusaha meyakinkan ketiga kakak Dera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be You (End)
General FictionTiga gadis muda dengan latar belakang berbeda, sama-sama sedang mencari tempat mereka di dunia yang kejam ini, dengan cara masing-masing. Dipertemukan di tempat yang tidak biasa, pabrik, kehidupan dan lingkungan yang keras harus mereka hadapi, denga...