Bab 85 - He's Gone

1.6K 202 39
                                    

Bab 85 - He's Gone

Hari kedua kencan mereka, Erlan menemani Lyra mengecek rute river tour. Menyusuri jalanan di tengah hutan yang bersisian dengan sungai yang lebar selama dua jam, mereka akhirnya berhenti begitu tiba di rute yang bermasalah.

Pasalnya jalan ini bercabang, dan jalan yang bukan rute asli itu mengarah ke hutan. Meski nanti dipasang tanda, siapa tahu ada pengunjung yang nekat mencoba jalur yang bukan rute itu. Namun, menutup jalan itu juga sepertinya sulit, karena itu akan merusak tatanan hutannya.

Erlan mengikuti Lyra yang kemudian duduk di atas sebuah batu besar di tengah-tengah dua jalur itu. Gadis itu mengeluarkan bolpoin dan buku catatan dari tasnya, lalu menggambar sesuatu. Erlan memperhatikan Lyra mengukur lebar jalan dengan langkah kakinya, lalu kembali menggambar di buku catatannya.

Saat gadis itu kembali di sebelah Erlan, dia menunjukkan buku catatannya pada Erlan, menampakkan gambar sebuah menara dengan rumah kayu di atasnya. Melihat tinggi yang ditulis Lyra di samping gambar itu, Erlan pikir menara itu bisa jadi semacam tanda atau petunjuk jika ada yang tersesat.

"Gue bakal bikin menara ini di beberapa titik, kalau-kalau ntar ada yang tersesat. Dari sini, pengunjung bisa ngelihat pemandangan dari atas," Lyra menjelaskan.

Erlan sudah cukup terkejut karena Lyra memberitahukan itu padanya, tapi gadis itu kemudian melanjutkan,

"Gimana menurut lo?"

"Lo ... tanya pendapat gue, Lyr?" Erlan tahu ia terdengar bodoh.

Lyra mendengus pelan. "Yang ada di sini cuma elo, kan?"

Erlan meringis, mengangguk. "Ini bagus juga," ucapnya. "Atau kalau lo mau, buat aja sekalian jembatan gantung di tengah hutan gitu, yang ngehubungin satu menara ke menara lain," Erlan menambahkan usul.

Lyra tampak memikirkan itu. "Ah, kayak Treetop Adventure di Capilano itu?"

Oke, Erlan tidak tahu itu. Bukan ia yang berkeliling Kanada untuk survei, omong-omong. Namun, Lyra kemudian berbaik hati menjelaskan,

"Jadi, itu kayak jalan-jalan dari jembatan ke jembatan di antara pohon-pohon gitu." Lyra juga menjelaskan rute Treetop Adventure.

"Punya lo kan, beda lagi konsepnya. Ini kan jadi semacam wisata tambahan dari river tour. Dan pengunjung bisa mulai dari titik mana aja di mana ada menaranya," sebut Erlan.

Lyra mengangguk-angguk. "Boleh juga, tuh."

"Tapi, ini rutenya berapa jam jalan kaki, Lyr?" tanya Erlan penasaran.

"Tiga sampai empat jam," jawab Lyra seraya mengambil kembali buku catatannya dari Erlan dan kembali mencatat. "Kalau hiking cuma dua jam," Lyra memberitahu. "Rutenya lebih aman. Satu rute."

Erlan mengangguk-angguk. Ia lantas menoleh ke arah sungai yang terlihat dari tempat ia duduk. Sepertinya sungainya cukup dalam.

"Sungainya nggak bahaya, tuh?" tanya Erlan.

"Di tepi masih aman, asal nggak ke tengah. Tapi, nanti bakal ada panduan tentang sungai itu, kok," Lyra memberitahu. "Ntar gue bakal ngasih batas juga, dan nyediain tempat semacam dermaga gitu buat bagian sungai yang aman."

Erlan mengangguk-angguk. "Lo benar-benar udah nyiapin semuanya, ya?" gumamnya kagum.

"Lo tahu gue selalu total kalau masalah kerjaan," sahut Lyra seraya menyodorkan sebotol air pada Erlan.

Erlan menoleh pada Lyra, tapi ternyata tidak hanya sebotol air yang dibawa Lyra, melainkan satu kotak makan berisi sandwich dan buah.

"Kemarin lo nggak sempat makan siang gara-gara gue. Jangan sampai hari ini lo nggak makan siang juga," Lyra berkata seraya menyodorkan kotak berisi sandwich dan buah itu pada Erlan. "Sandwich tuna," Lyra memberitahu seraya mencomot satu.

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang