Bab 83 - Little Thanks

1.5K 188 16
                                    

Bab 83 - Little Thanks

"Yakin nih, nggak perlu aku siapin kamar di rumah lain?" Lyra bertanya untuk kesekian kalinya, dan sahabat-sahabatnya itu menggeleng.

"Kita di sini cuma sehari dan kamu mau ngusir kita?" protes Dera.

Lyra tersenyum. "Kalian ngapain sih, nekat datang ke sini?" Lyra menatap sahabat-sahabatnya itu. "Kalian nggak capek, apa? Besok lusa kalian udah harus balik lagi." Lyra lalu menatap papanya. "Papa juga besok beneran mau langsung balik?"

Papanya mengangguk. "Papa nggak bisa ninggalin kantor lama-lama karena kamu juga di sini. Arman juga di sini," papanya berkata. "Besok Papa balik duluan sama kakakmu, Evelyn sama Damar juga."

Lyra lalu menatap Damar. "Kamu bolos, ya?"

Damar yang tadinya sedang bermain rubik, menoleh pada Lyra. "Izin," balasnya cuek. Anak itu lantas meraih sebuak rubik lainnya dan memberikannya pada Lyra. "Ini mainan favorit Damar, Kak. Hadiah dari Kak Ryan karena Damar juara satu pas UN kemarin. Nih, buat hadiah ulang tahun Kak Lyra. Damar belum punya duit. Ntar kalau Damar udah gede dan punya banyak duit, Damar kasih hadiah yang lebih keren lagi."

Lyra tersenyum haru seraya mengacak rambut Damar.

"Wah, kamu udah SMP aja, Mar," ucap Lyra bangga. "Kamu pengen hadiah apa lagi kalau tahun ini juara satu?" tanya Lyra. "Biar Kak Lyra yang beliin."

Damar tersenyum. "Kak Lyra harus jaga diri baik-baik selama di sini sendirian. Damar cuma minta itu. Dan jangan khawatir, Damar bakal juara satu kok, ntar."

Gemas, Lyra mencubit pipi Damar, membuat anak itu protes,

"Damar bukan anak kecil, Kak!"

"Wah, Kak Lyra baru tahu itu, Mar," balas Lyra tak mau kalah, membuat Damar mendesis kesal. Namun, alih-alih membalas Lyra, anak itu kembali melanjutkan bermain rubik, dengan tangannya bergerak lincah. Di sebelahnya, Dera yang mengacak-acak rubik lainnya untuk dimainkan Damar. Mereka berdua benar-benar kompak untuk satu hal ini.

"Tapi, Prita juga ngapain sih, ikut ke sini? Kamu nggak capek, Ta? Kamu lagi hamil, lho," Lyra menatap Prita tajam.

Prita tersenyum. "Udah aman kok kandunganku buat dipakai perjalanan jauh gini," ucapnya. "Lagian, ponakanmu juga pengen lihat tempat tinggalmu selama di sini, nih."

Lyra mendengus pelan, tapi tak lagi protes. Ia memperhatikan orang-orang di ruang tengah itu. Ayahnya masih mengobrol dengan Arman. Sementara di sebelah Arman, Evelyn tampak santai membaca majalah entah di mana dia menemukannya tadi. Ryan dan Dhika duduk di samping Prita dan Dera sembari mengamati sekeliling rumah itu. Prita tampak menata sesuatu, hadiah-hadiah untuk Lyra yang dibawakan mereka tadi. Sementara, Dera dan Damar asyik dengan rubik.

"Ini udah jam satu pagi. Kalian nggak ada yang mau tidur?" Lyra bertanya cukup keras untuk menarik perhatian mereka.

Jawaban kompak mereka membuat Lyra memutar mata,

"Bentar lagi."

Lyra lantas memutuskan untuk bangkit dari duduknya dan pergi ke kamarnya untuk menyiapkan tempat tidur. Ia menata selimut tebal untuk alas di bawah. Ia dan Dera bisa tidur di bawah, sementara Evelyn dan Prita tidur di atas tempat tidurnya. Sementara papa Lyra dan Damar bisa tidur di kamar Erlan, dan para pria bisa tidur di ruang tengah.

Ketika di lemarinya hanya tinggal satu selimut tebal tersisa, Lyra memutuskan untuk mengambil dari lemari di kamar Erlan. Namun, saat Lyra memasuki kamar itu, Erlan juga ada di dalam, tampak menumpuk selimut tebal di ujung tempat tidurnya. Ketika melihat Lyra, pria itu tersenyum.

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang