Bab 78 - Thanks For Being Here

1.5K 210 28
                                    

Bab 78 - Thanks For Being Here

Ryan benar-benar dibuat terpesona akan kecantikan Prita yang muncul dalam balutan gaun pengantinnya hari itu. Ryan tak pernah tahu, ia bisa merasakan kebahagiaan seperti ini juga. Kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Kebahagiaan, seolah ia sudah memiliki seluruh dunia.

"Jangan ngelihatin aku terus," Prita berkata dengan wajah memerah, malu.

Ryan tersenyum. Ia rasanya tak bisa berhenti tersenyum.

"Ta," panggil Ryan pelan.

Prita menatapnya, tampak cemas dengan apa yang akan dikatakan Ryan, membuat Ryan tersenyum geli.

"Makasih," Ryan berkata. "Karena udah bersedia ada di sampingku."

Prita akhirnya tersenyum juga, membuatnya tampak semakin cantik.

"Makasih juga, karena kamu selalu nerima aku apa adanya. Bahkan pas aku bikin kamu marah, kecewa, kamu ..."

Ryan tak memberi kesempatan pada Prita untuk menyelesaikan kalimatnya dengan membungkam bibir gadis itu dengan ciuman.

"Aku cinta kamu, Ta. Dengan semua hal yang ada sama kamu," Ryan berkata.

Prita tersenyum haru.

"Aku juga cinta sama kamu, Ryan. Lebih dari yang kamu tahu," balasnya.

"Kalau itu ... aku ragu," Ryan menolak, membuat Prita menatapnya kesal. "Jangan ngelihatin aku kayak gitu. Kamu makin cantik kalau pas kesal," Ryan menggodanya, membuat Prita mendesis kesal. "Tapi, kamu lebih cantik kalau pas senyum."

Prita mendengus pelan, tapi toh gadis itu tersenyum juga. Dan hanya itu yang Ryan butuhkan. Gadis yang ia cintai, dan senyumnya.

***

Pernikahan Ryan dan Prita diadakan di taman hotel grup perusahaan Brawijaya, dengan konsep simple, tapi cantik. Senyum tak sekali pun meninggalkan wajah Ryan, hingga Lyra tak dapat menahan diri untuk meledek sahabatnya itu. Sementara di samping Ryan, Prita tampak begitu cantik. Beruntungnya Ryan.

"Kalau elo, pernikahan kayak gimana yang lo pengen, Lyr?" Pertanyaan Erlan itu membuat Lyra menatap pria itu kaget.

Erlan tersenyum padanya. Senyum yang membuat ribuan kupu-kupu seolah beterbangan di perut Lyra.

"Emangnya siapa yang mau nikah?" sengit Lyra, berusaha mengusir desir aneh di dadanya.

"Lo nggak mau nikah?" Erlan mengangkat sebelah alis. "Gue bakal ngasih apa pun yang lo pengen. Pernikahan mewah di hotel bintang lima? Atau di luar negeri sekalian? Atau ... pernikahan di tepi pantai? Atau di taman kayak gini?"

Lyra berusaha menyingkirkan bayangan tempat-tempat yang disebutkan Erlan itu.

"Apa lo udah gila?" desis Lyra.

Erlan masih bisa tersenyum bahkan setelah Lyra mengatakan itu.

"Gue kan udah bilang, kalau gue suka sama lo. Ah, lebih tepatnya, gue cinta sama lo," ucap Erlan tanpa ragu. "Dan mulai hari ini, gue bakal buat elo ngelihat gue dan perasaan gue."

Kalimat Erlan itu terdengar seperti ancaman mengerikan bagi Lyra.

"Apa lo nggak pengen kayak Ryan sama Prita?" tanya Erlan lagi.

Lyra menatap ke depan, ke arah Ryan dan Prita. Mereka berdua tersenyum bahagia. Ryan membisikkan sesuatu pada Prita, membuat gadis itu tersenyum. Ya, mereka tampak begitu bahagia. Namun ... apa Lyra bahkan bisa seperti itu?

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang