Bab 55 - A Choice to Take
Lyra mendengus tak percaya setelah mendengar semua ceritanya dari Dhika tadi. Ia masih tak percaya, Raka akan menggunakan dirinya untuk memaksa Dera mundur.
"Aku masih nggak percaya, Kak Raka bakal manfaatin aku buat urusan perusahaan." Dera terdengar kecewa. Lyra pun begitu.
"Lebih tepatnya, sekarang dia manfaatin aku buat bawa kamu pergi," Lyra mengoreksi. "Sori ya, aku sama sekali nggak kepikiran dia bakal manfaatin aku buat ngancam kamu kayak gini, Ra."
Dera mendecak pelan. "Aku sih nggak masalah, Lyr, tapi kamu gimana? Aku tahu betapa pentingnya perusahaan itu buat kamu. Lagian kamu juga, bisa-bisanya kamu ngajuin penawaran gila gitu ke Kak Raka?" Dera tampak kesal.
Lyra meringis. Sebelum ini, ia tak pernah terpikir ia akan bisa menjadi kelemahan seseorang. Ia selalu percaya diri, ia bisa menjaga dirinya sendiri. Bahkan ketika Arman dulu begitu khawatir jika orang-orang yang berniat menjatuhkannya akan menggunakan Lyra, Lyra meyakinkan kakaknya bahwa ia pasti bisa menjaga dirinya sendiri. Namun kali ini, mendapati dirinya menjadi kelemahan dari orang lain selain ayahnya, Arman atau Ryan, rasanya ... berbeda.
"Kamu nggak perlu khawatir," Lyra berkata. "Aku udah biasa sih kayak gini. Aku bakal jagain diriku sendiri. Aku bakal ngamanin posisiku di perusahaan, jadi kamu nggak perlu khawatir. Ini bukan masalah besar buat aku."
Dera menatap Lyra tak setuju. "Kak Dimas bilang, kalau sampai ada yang tahu kamu nyabotase perusahaanmu sendiri, kamu bisa diasingin ke luar negeri," sebutnya.
Lyra tersenyum kecil. "Aku toh bisa balik lagi begitu masalah mereda. Lagian, nggak ada jaminan orang-orang bakal tahu kalau aku nyabotase perusahaan. Dan lagi, aku sekarang kan belum ngelakuin apa pun."
"Itu berarti kamu bakal ngelakuin itu nanti?" sengit Dera.
"Udah kesepakatannya gitu. Kalau kakakmu nggak gangguin kamu, aku harus ngelakuin itu. Dan itu perlu aku clear-in sama kakakmu. Apa yang dia lakuin tadi malam, tentunya udah ngelanggar kesepakatan kami. Kalau dia masih mau nerusin kesepakatan itu, dia ..."
"Jangan diterusin!" bentak Dera. "Kamu tuh, tahu nggak, apa yang kamu lakuin ini?!"
Lyra mengangguk. "Aku tahu banget. Dan jangan teriak-teriak. Yang lain pada tidur, tuh," Lyra berkata seraya mengedik ke karyawan lain yang memang menggunakan waktu istirahat mereka untuk tidur malam itu.
Dera mendecak pelan, kesal.
"Kalau aku nggak nyetujuin kesepakatan itu, kakakmu bakal gangguin kamu, bahkan nggak bakal ngasih kamu kesempatan buat ngewujudin impianmu. Kamu yang paling tahu, kakakmu bisa ngelakuin apa aja. Kamu bisa apa kalau dia bayar orang kayak Epik buat nindas kamu di sini? Dia bisa ngelakuin yang lebih dari itu, Ra. Bahkan, dia mungkin bakal makai Dhika, atau Prita," ungkap Lyra.
Dera memberengut, dan gadis itu tampak akan menangis lagi, jadi Lyra buru-buru menepuk bahunya.
"Tapi, kamu nggak perlu khawatir, aku bakal ngatasin itu. Jadi, kamu jangan mundur, oke?" ucap Lyra cepat.
Dera menatap Lyra protes.
"Hidup itu tentang pilihan, Ra. Kita yang harus milih. Dan aku udah nentuin pilihanku. Jadi kamu juga, tetapin pilihanmu dan jangan berani-berani berubah pikiran sembarangan," ancam Lyra.
"Dan keputusan akhirmu tuh, kamu bakal nyabotase perusahaanmu sendiri cuma biar aku bisa di sini lebih lama?" sengit Dera. "Aku bahkan nggak tahu gimana akhirnya nanti. Apa aku bisa ngewujudin impianku, apa aku bisa ngelewatin semua ini, apa aku bisa ..."
![](https://img.wattpad.com/cover/213492507-288-k963269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be You (End)
Ficção GeralTiga gadis muda dengan latar belakang berbeda, sama-sama sedang mencari tempat mereka di dunia yang kejam ini, dengan cara masing-masing. Dipertemukan di tempat yang tidak biasa, pabrik, kehidupan dan lingkungan yang keras harus mereka hadapi, denga...