Bab 86 - Back

1.6K 206 41
                                    

Bab 86 - Back

Tiga tahun kemudian ...

Tiba di terminal kedatangan, Lyra disambut Ryan, Prita, Dera, Dhika, bahkan Damar yang menggendong seorang anak laki-laki kecil yang tampaknya berusia dua atau tiga tahun. Melihat bagaimana anak itu tiba-tiba menjambak Damar dan tertawa puas, Lyra bisa menebak itu anak Ryan.

Saat anak Ryan itu lahir, Lyra tidak datang, dan ia benar-benar merasa bersalah pada Ryan dan Prita karena itu, tapi mereka berdua tidak pernah mempermasalahkan itu. Tampaknya mereka juga sudah tahu alasan Lyra pergi ke Kanada selain proyeknya.

"Lyra!" seru Dera seraya memeluk Lyra erat, membuat Lyra sesak napas.

"Ra, Ra, aku nggak bisa napas, nih," protes Lyra.

Dera akhirnya melepaskan pelukannya, hanya untuk kembali memeluk Lyra, membuat Lyra mendengus geli. Setelah Dera melepaskan pelukannya, Lyra menyapa Prita dan yang lain. Namun, Lyra kemudian menyadari ketidakhadiran Erlan.

"Dia lagi di Singapore," Ryan tiba-tiba berkata.

Lyra pura-pura tak mengerti dengan bertanya, "Siapa?"

Ryan mendengus geli. "Yang jelas bukan gue," balasnya dengan menyebalkannya.

Lyra mendesis kesal, tapi tak mengatakan apa pun lagi.

Meninggalkan bandara, mereka langsung menuju ke rumah Lyra. Evelyn menyambut Lyra di pintu rumahnya ketika Lyra tiba, tampak begitu senang melihat Lyra. Evelyn memberitahunya jika papa Lyra masih di kantor, katanya ada meeting dadakan yang penting. Bahkan Arman saja sampai ikut meeting itu. Meski begitu, Evelyn berkata jika papa dan kakaknya berjanji akan makan malam dengannya nanti.

Sementara itu, Lyra akhirnya kembali menikmati masakan Prita untuk makan siangnya. Mereka membicarakan banyak hal di ruang keluarga usai makan siang itu. Ryan kemudian bertanya tentang resort Lyra.

"Minggu kemarin udah opening resminya, dan kalian lihat sendiri kan, pemberitaan media," sebut Lyra, setengahnya pamer karena pemberitaan bagus media tentang Shine World resort-nya. "Bahkan buat tahun baru ntar udah full booked villa-nya. Suite-nya juga hampir full booked. Jadi, kalau kalian mau tahun baruan di sana, kalian kudu pesan room."

Ryan tersenyum geli. "Nggak ada yang spesial gitu buat kita?" tuntutnya.

Lyra menggeleng. "Kalau kalian mau pesan villa-nya, ya harus booking dulu. Apalagi di musim liburan."

Ryan mendengus kecil mendengar tanggapan dingin Lyra.

Lyra lalu bertanya tentang sekolah Damar. Lyra kaget juga ketika Damar berkata bahwa dia mengambil kelas akselerasi di SMP-nya. Ketika mengunjungi Lyra ke Kanada tiga tahun lalu, dia tak mengatakan jika dia masuk ke SMP akselerasi.

"Itu kan, yang Kak Lyra pengen?" balas Damar santai ketika Lyra bertanya alasannya. "Dan ini kejutan buat Kak Lyra."

Lyra tersenyum, haru dan bangga. "Trus, di SMA sekarang, seru nggak?" tanya Lyra lagi.

"Biasa aja," jawab Damar cuek. "Kak Ryan nih, maksa aku masuk sekolah elit. Anak-anaknya pada belagu."

Lyra melirik Ryan yang meringis.

"Tapi, kualitas sekolahnya kan juga bagus, Mar. Di sana ada banyak kelas pilihan buat pengembangan bakatmu, kan?" Ryan membela diri.

"Nggak ada kelas game programmer," sahut Damar. "Damar kan pengen jadi kayak Kak Dhika."

Lyra melihat Dhika tersenyum senang mendengarnya.

"Kan, kamu bisa belajar langsung sama Kak Dhika," Dhika membalas.

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang