Bab 90 - Love is Enough
Resepsi pernikahan Dera dan Dhika di hotel perusahaan Brawijaya baru berakhir tengah malam. Sementara Dera dan Dhika menginap di suite hotel karena besok pagi mereka langsung berangkat berbulan madu ke Maldives, Lyra memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Ryan dan Prita juga menginap di hotel, tapi Lyra harus pulang karena besok pagi-pagi sekali ia harus pergi ke Bandung untuk urusan pekerjaan.
Erlan berkeras mengantar Lyra pulang malam itu, tapi di tengah jalan, Lyra mendapati Erlan tidak membawa Lyra ke arah rumahnya. Lyra menatap Erlan dengan kening berkerut sementara pria itu masih tampak santai.
"Lo mau nyulik gue, nih?" tuduh Lyra.
"Yep," balas Erlan santai.
Lyra mendengus pelan. "Jangan aneh-aneh deh, Lan. Gue udah ngantuk dan pengen istirahat. Besok pagi-pagi banget, gue harus ..."
"Ke Bandung, gue tahu," Erlan memotong.
Lyra menyerah mendebat pria itu, lalu memundurkan kursinya, membuatnya senyaman mungkin.
"Gue mau tidur. Ntar kalau lo udah nyampai di tempat tujuan penculikan, bangunin gue, oke?" pamit Lyra sebelum memejamkan matanya.
Samar ia mendengar tawa geli Erlan, yang dengan cepat mengantarnya dalam lelap. Ia suka suara tawa Erlan. Ia suka berada di samping Erlan.
***
Ketika Lyra membuka matanya, ia mendapati dirinya masih berada di dalam mobil. Saat ia menoleh, didapatinya Erlan tersenyum sembari menatapnya.
"Good morning, Lyra," sapa pria itu.
Lyra tersenyum kecil. "Good morning, Penculik."
Erlan tertawa pelan sebelum keluar dari mobil dan membuka pintu di sebelah Lyra. Begitu keluar dari mobil, Lyra bisa melihat langit masih gelap, meski sepertinya ini sudah pagi. Udara dingin membuat Lyra refleks memeluk tubuhnya sendiri.
"Kita di mana ini?" tanya Lyra.
Erlan memakaikan jasnya ke tubuh Lyra dan menjawab, "Bandung."
Lyra melotot ke arah pria itu, tapi Erlan masih bisa tersenyum dan menggandeng Lyra ke depan mobil. Pria itu berdiri bersandar di sana, sebelum menarik Lyra ke depannya. Tubuh Lyra seketika menghangat ketika Erlan memeluknya.
Lyra tak tahu di mana mereka berada, tapi pemandangan di hadapannya benar-benar membuat Lyra terpukau oleh keindahannya. Dari tempatnya berdiri, Lyra bisa melihat rumah-rumah di kota di bawahnya, juga gunung-gunung di seberang sana. Ketika langit mulai berubah warna, dada Lyra menghangat. Ini benar-benar indah.
Selama beberapa saat, Lyra dan Erlan menikmati pemandangan itu tanpa berbicara. Warna di ujung langit sana menyebar dengan cepat. Lalu, Lyra mendengar Erlan berbicara,
"Ini kedua kalinya lo bangun di samping gue."
Lyra tersenyum geli. Ya. Yang pertama dulu ketika mereka di Tawangmangu. Saat itu, Erlan juga menculik Lyra.
"Tapi, gue pengen setiap hari, gue yang ada di samping lo pas elo bangun, Lyr," Erlan melanjutkan.
Lyra masih menatap ke depan, tapi pandangannya memburam karena haru. Digenggamnya tangan Erlan yang memeluknya.
Lalu, seiring dengan matahari perlahan menyembul dari kaki langit, Erlan berkata,
"Marry me, Alyra. Cause there's no one can make me feel the way you do to me. Gue cinta sama elo, kemarin, hari ini, besok dan seterusnya. Nggak akan ada yang berubah. So, marry me, Lyr."
![](https://img.wattpad.com/cover/213492507-288-k963269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be You (End)
Tiểu Thuyết ChungTiga gadis muda dengan latar belakang berbeda, sama-sama sedang mencari tempat mereka di dunia yang kejam ini, dengan cara masing-masing. Dipertemukan di tempat yang tidak biasa, pabrik, kehidupan dan lingkungan yang keras harus mereka hadapi, denga...