Bab 72 - Someone Like Her

1.5K 205 21
                                    

Bab 72 - Someone Like Her

Dera menarik napas dalam ketika melihat Lyra duduk di sisi koridor bersama Prita, sembari menunggu pergantian shift pagi itu. Ketika Dera mengambil tempat di sampingnya, Lyra tampak terkejut.

"Apaan, sih? Dikagetin juga nggak. Gitu amat ekspresinya," Dera berkata.

Lyra mendengus pelan. "Kamu ... nggak takut sama aku?" tanya Lyra.

Dera berdehem. "Aku tahu kamu. Dan aku percaya sama kamu."

Lyra mengangkat alis. "Yakin, kamu nggak takut sama aku?"

Dera menatap Lyra kesal.

"Dia bahkan ngebelain kamu di depan kakak-kakaknya," Dhika berkata ketika lewat, tapi pria itu tak berhenti. Sepertinya dia masih kesal pada Dera.

"Jangan bilang, kalian berantem lagi," Lyra berkomentar.

"Berbeda pendapat aja," sahut Dera.

"Tentang kakakmu?" tebak Lyra.

Dera menggeleng. "Jets. Perusahaan game yang mau ngerekrut Dhika itu. Bulan depan Dhika bakal pergi ke Spanyol kalau dia setuju sama penawaran perusahaan itu. Semalam, Kak Angga nemuin aku sama Dhika buat ngomongin itu."

Lyra mengerutkan kening. "Dhika nggak mau pergi?"

Dera mendesah berat. "Ntar aku bakal berusaha bujuk dia," ucapnya. "Dan kamu, jangan ngelakuin hal-hal nekat kayak yang kamu bilang kemarin," akhirnya Dera berani menyebutkan.

Lyra mengangkat alis heran. "Wah, Dera yang penakut dulu ke mana, ya? Sekarang udah berani banget."

Dera mendengus pelan. "Bahkan meskipun aku takut sama kamu, tapi aku nggak bakalan pergi. Jadi, jangan sok nakut-nakutin aku lagi."

Di sebelahnya, Lyra hanya menjawab dengan senyum kecil. Namun, saat Lyra tiba-tiba berdiri dan pergi, Dera sempat mendengar Lyra berkata pelan,

"Emang nasibku punya sahabat keras kepala kayak kalian gini."

Dera menoleh pada Prita yang tampaknya juga mendengar itu, dan gadis itu tersenyum bersama Dera.

"Sok kuat," cibir Dera, membuat Prita tersenyum geli.

"Aku udah bilang kan, Lyra tuh sebenarnya baik," Prita berkata.

"Wah, itu benar-benar berita baru buat aku, Ta," balas Dera, sebelum keduanya kembali tersenyum geli.

***

Saat Dhika dan Dera pergi ke studio kerja mereka jam lima sore itu, Thalia dan timnya sudah pulang. Namun, Dhika mendapati timnya masih ada di sana. Dera kemudian tampak melangkah tergesa ke ruang kerja Dhika sembari memeluk laptopnya, meninggalkan Dhika di ruang tengah dengan timnya.

"Kalian belum balik?" tanya Dhika sembari bersandar di meja Trian.

"Lembur. Jadi, jangan sampai kamu nggak bayar lemburan kita," Trian menjawab.

Dhika mendengus geli. "Dan kenapa mendadak lembur?"

"Kamu katanya mau ke Spanyol," Luki menyahut.

Dhika mengernyit. Ia menoleh ke arah ruang kerjanya. Jelas ini ulah Dera.

"Dera bilang, kamu dapat tawaran buat gabung sama timnya Jets. Bahkan bulan depan, kamu bakal ngerjain proyek di Spanyol," singgung Awan. "Makanya, ini kita lembur biar bisa selesai sebelum kamu berangkat."

Dhika mendengus kasar. "Aku nggak bakal ke mana-mana," putusnya seraya menegakkan tubuh.

"Kenapa? Karena Dera?" sebut Awan.

Just Be You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang