Part 32

418 20 8
                                        

Sajidah : "Baik, Dok. Terimakasih. Saya akan mencari pendonor darah yang cocok."
Dokter : "Baik, saya tunggu."

Sajidah pun menghampiri saudaranya.
Fateh : "Muntaz kenapa, Kak?"
Sajidah : "Kondisi Muntaz sekarang lagi kritis. Muntaz butuh pendonor darah golongan A. Siapa yang di sini golongan darahnya A?"
SaaThor : "Kita O."
FatFatSal : "Aku A."
Sajidah : "Ok, sekarang kalian dicek dulu di lab. Ayo, ikut Kakak!"
FatFatSal : "Iya, Kak."

Mereka pun sampai di lab. Darah mereka pun dicek. Tak lama kemudian, mereka pun selesai dan kembali ke ruang tunggu.
Thariq : "Siapa yang darahnya cocok sama Muntaz?"
Sajidah : "Masih di cek, belum ada hasil."
Thariq : "Oh."

Tak lama kemudian, Dokter pun datang.
Sajidah : "Darah siapa yang cocok didonorkan, Dok?"
Dokter : "Darah mereka semua cocok. Tapi, kalian harus memilih salah satu dari mereka untuk mendonorkan darahnya."
Saleha : "Kalau begitu saya saja, Dok."
Fateh : "Gak usah, Sal. Biar Abang aja."
Fatim : "Biar Kakak aja, Teh, Sal."
Saleha : "Udah, biar Saleha aja. Saleha harus tanggung jawab. Karena gara-gara Saleha Muntaz jadi kayak gini. Dok, saya mau mendonorkan darah saya untuk Muntaz."
Dokter : "Baik, kalau begitu ayo, ikut saya!"
Saleha : "Baik, Dok."
Fateh : "Sal!" (Ingin mengejar Saleha)
Fatim : "Udah, Teh. Biarin aja dia."
Fateh : "Hmm...ok."

Selesai mendonorkan darah.
Dokter : "Sekarang pasien akan dibawa ke ruang rawat. Dan setelah pasien dipindahkan kalian boleh menjenguknya."
Thariq : "Baik, Dok."

Muntaz pun telah dipindahkan ke ruang rawat inap. Gen Halilintar dan Saleha pun masuk ke ruangan tersebut untuk menjenguk Muntaz. Di ranjang ruangan tersebut terdapat Muntaz yang terbaring lemah dan banyak alat medis di dadanya.
Fateh : "Maafin Abang ya. Abang gak bisa jagain kamu. Abang bener-bener ngerasa bersalah sama kamu." (Memegang tangan Muntaz)
Saleha : "Taz, maafin Saleha. Kalau aja aku gak jadian sama kamu. Pasti kamu gak bakalan kayak gini." (Memengangi tangan Muntaz yang terdapat jarum infus)
Saaih : "Kak, Bang, Tim, Teh, kita keluar dulu yuk! Kita bisa-bisa jadi nyamuk di sini." (Berbisik)
Thariq : "Yaudah, ayo!" (Berbisik)

Thank You MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang