Part 50

411 18 4
                                    

Polisi-polisi tersebut akan bersembunyi dibalik semak-semak atau pohon agar tidak ketahuan dengan si penculik.

Sesampainya di taman...
Di sana sudah terdapat Muntaz yang di pegang oleh 2 orang pria. Gen Halilintar dan Saleha pun datang menghampiri mereka.
Muntaz : "Umi?! Abi?! Kak?! Bang?! Eh, ada Saleha. Gimana nih?! Muntaz malu." (Dalam hati + 😳)
Saleha : "Astaghfirullah?! Muntaz kok gak pake pakaian sama sekali sih?!" (Dalam hati + menutup matanya)
Fateh : "Kenapa, Sal? Kok nutup mata?"
Saleha : "I-itu, Muntaz gak pake apa-apa."
Fateh : "Oh, yaudah, kamu di belakang Abang aja."
Saleha : "Iya, Bang."

Penculik tersebut pun mulai bicara.
Penculik 1 : "Rupanya kalian sudah datang."
Thariq : "Cepat kembalikan adik saya!"
Penculik 2 : "Berikan uang 10 jt itu!"
Abi : "Ini uangnya. Sekarang kembalikan anak saya."
Penculik 2 : "Bagus. Ini adik kalian!" (Mendorong Muntaz hingga terjatuh)
Fateh : "Muntaz?!"
Saleha : "Mun, kamu gapapa kan?"
Muntaz : "Enggak kok, Sol." (Gugup)
Fatim : "Sini, Kakak bantu kamu berdiri!" (Memegang tangan Muntaz)
Muntaz : "S-sol?"
Saleha : "Kenapa, Mun?"
Muntaz : "Bisa tutup mata kamu? Aku malu." (Gugup)
Saleha : "Oh, Ok." (Menutup matanya)

Para polisi pun keluar dari tempat persembunyiannya. Dan langsung menangkap para penculik tersebut.
Penculik 1 : "Kalian sudah mengingkari janji kalian!"

Penculik tersebut pun mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke arah Muntaz. Penculik tersebut pun menembakkan peluru ke arah Muntaz.
Fateh : "Muntaz! Awas!"

Dor...
Yang terkena tembakan tersebut bukanlah Muntaz. Akan tetapi, Fateh lah yang terkena tembakan tersebut. Tembakan tersebut mengenai perut Fateh.
All (Kec. AttSohIyy) : "Fateh?!"
Muntaz : "Bang! Bangun, Bang!" (Menangis)
Abi : "Ayo, segera bawa Fateh ke mobil! Biar polisi yang menangani para penculik itu!"
All (Kec. AttSohIyy) : "Iya, Bi/om."

Thariq pun membawa Fateh ke mobil. Sekarang Fateh berada di pangkuan Muntaz.
Muntaz : "Bang! Bangun!" (Menangis)
Saleha : "Udah, Mun. Jangan sedih, aku yakin Bang Fateh gapapa kok." (Menghapus air mata Muntaz)
Muntaz : "Iya, Sol."
Fatim : "Taz, nih selimut buat nutupin badan kamu." (Memberikan sebuah selimut berwarna biru)
Muntaz : "Makasih, Kak."

Tak lama kemudian, mereka pun sampai di rumah sakit. Langsung saja Fateh dibawa ke ruang UGD.

Di ruang tunggu...
Muntaz terus saja menyalahkan dirinya. Karena ia Abang kesayangannya terkena tembakan.
Muntaz : "Semua gara-gara Muntaz! Kenapa harus Bang Fateh yang kena tembakan itu?! Kenapa gak Muntaz aja?! Maafin Muntaz, Bang!" (Menangis sejadi-jadinya)

Saleha pun datang untuk menenangkan Muntaz.
Saleha : "Mun, kamu tenang dulu ya. Bang Fateh pasti gapapa kok. Kamu jangan sedih. Jangan nyalahin diri kamu sendiri. Ini takdir Allah."
Muntaz : "Iya, Sol. Tapi, aku takut Bang Fateh kenapa-napa."
Saleha : "Udah, kamu berdoa aja. Semoga Bang Fateh gak kenapa-napa. Kamu jangan sedih lagi ya." (Menghapus air mata Muntaz)
Muntaz : "Iya, Sol. Makasih, udah nenangin aku." (Memeluk Saleha)
Saleha : "Iya, Mun." (Membalas pelukan Saleha)

Thank You MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang