Part 22

450 28 13
                                    

Setelah Muntaz dibawa ke mobil. Mereka pun langsung menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit...
Sajidah, Thariq, Saaih, Fatim, dan Fateh, sangat khawatir dengan keadaan Muntaz. Tak lama kemudian, Dokter pun keluar dari ruangan.
Dokter : "Dengan keluarga pasien?"
Sajidah : "Saya Kakaknya, Dok."
Dokter : "Bisa ikut saya ke ruangan saya?"
Sajidah : "Bisa, Dok."

Sajidah pun pergi ke ruangan dokter.
Sajidah : "Bagaimana dengan keadaan adik saya?"
Dokter : "Adik anda sudah lama mengidap penyakit leukimia dan sekarang sudah menginjak stadium 2."
Sajidah : "Hah?! Beneran, Dok?!" (Terkejut)
Dokter : "Iya, hasil tesnya menunjukkan bahwa adik anda terkena penyakit leukimia."
Sajidah : "Kalau begitu, bagaimana cara menyembuhkannya?"
Dokter : "Dengan cara mengikuti kemoterapi."
Sajidah : "Baik lah, kemoterapinya bisa dimulai kapan?"
Dokter : "Dimulai dari Minggu depan."
Sajidah : "Oh, baik, Dok. Terima kasih."
Dokter : "Sama-sama."
Sajidah : "Apakah adik saya boleh pulang hari ini?"
Dokter : "Boleh, setelah dia siuman."
Sajidah : "Baik, Dok. Kalau begitu saya keluar dulu."
Dokter : "Iya."

Sajidah pun keluar dari ruangan tersebut dan pergi menemui saudaranya.
Fatim : "Kak, Muntaz kenapa?"
Sajidah : "Mu-Muntaz punya penyakit leukimia." (Sedih)
ThorSaaFatFat : "What?!" (Terkejut)
Sajidah : "Iya, sekarang udah stadium 2."
Fateh : "Kak, ini beneran kan? Gak ngeprank?"
Sajidah : "Enggak, Teh. Mana mungkin disaat kayak gini Kakak ngeprank kalian."
Fateh : "Gak! Gak mungkin Muntaz punya penyakit!" (Menangis sejadi-jadinya)
Saaih : "Teh, kamu harus nerima ini. Ini udah takdir dari Allah." (Menenangkan Fateh)
Fateh : "Muntaz!" (Menangis)
Fatim : "Teh, kamu tenang dulu ya."
Fateh : "Pokoknya Fateh mau ketemu Muntaz!"

Fateh pun masuk ke ruang Muntaz.
Fatim : "Fateh!" (Menyusul Fateh)

Di dalam ruangan...
Fateh : "Taz, bangun!" (Menangis)
Fatim : "Téh, kamu jangan sedih. Muntaz pasti bangun kok." (Mengelap air mata Fateh)
Fateh : "Iya, Kak." (Memeluk Fatim)

Tiba-tiba saja, tangan Muntaz bergerak dan perlahan matanya terbuka.
Muntaz : "Kak Fatim, Bang Fateh."
FatFat : "Muntaz?"
Fateh : "Alhamdulillah kamu udah sadar."

Thank You MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang