Entah kenapa Muntaz bisa memeluk Umi nya, begitu pun dengan Umi nya. Padahal mereka sudah beda alam. Muntaz merasa aneh dengan hal itu.
Umi : "Oh ya, penyakit kamu sudah sembuh ya?"
Muntaz : "Iya, Mi. Umi tau darimana?" (Kebingungan)
Umi : "Kamu ingat? Tadi pagi ada seorang wanita tua yang datang menemui mu?"
Muntaz : "Iya, Mi. Muntaz ingat. Kok Umi bisa tau? Apa hubungannya dengan wanita tua itu?"
Umi : "Umi tau, karena wanita tua itu adalah Umi."
Muntaz : "Hah?! Beneran, Mi?!"
Umi : "Iya, Umi berubah wujud menjadi seorang wanita tua. Umi sengaja datang ke gubuk yang kamu tinggali untuk meminta sebuah roti yang kamu miliki. Umi ingin menguji mu. Seberapa besar kedermawanan mu. Ternyata kamu adalah anak yang dermawan, nak. Kamu rela kelaparan demi orang yang lebih membutuhkannya. Umi bangga denganmu, nak. Lalu, Umi berdo'a kepada Allah. Agar penyakitmu sembuh total. Dan do'a Umi terkabul. Kamu benar-benar sembuh, nak." (Berkaca-kaca)
Muntaz : "Makasih, Mi. Muntaz sayang sama Umi." (Memeluk Umi)
Umi : "Iya, nak. Umi juga sayang sama kamu, nak." (Membalas pelukan Muntaz)
Muntaz : "Tapi, ada satu permintaan Muntaz yang belum terkabul." (Sedih)
Umi : "Apa, nak?"
Muntaz : "Muntaz pengen ketemu sama Umi secara langsung, bukan kayak gini. Muntaz pengen keluarga kita berkumpul dengan lengkap. Muntaz pengen disuapin Umi, tidur sama Umi, main sama Umi. Muntaz pengen ngerasain kasih sayang seorang Ibu. Muntaz pengen itu semua, Mi." (Menangis)
Umi : "Umi juga sama sepertimu, nak. Tapi, Allah berkehendak lain. Allah memanggil Umi terlebih dahulu, nak. Tapi, kamu tenang saja. Suatu saat nanti Umi yakin. Kita bisa kumpul bersama." (Menangis)
Muntaz : "Tapi, itu belum tentu kapan." (Menangis)
Umi : "Memang kita belum tahu. Tapi, nanti jika sudah waktunya kita akan berkumpul. Kamu jangan sedih ya. Umi selalu ada disisi mu." (Menghapus air mata Muntaz)
Muntaz : "Iya, Mi."Terdengarlah suara dari perut Muntaz. Yang menandakan bahwa Muntaz kelaparan.
Muntaz : "Umi, Muntaz lapar. Belum makan dari tadi." (Memegangi perutnya)
Umi : "Ini roti yang Umi minta tadi. Kamu makan ya." (Memberikan sebuah roti)
Muntaz : "Iya, Mi. Makasih." (Tersenyum)
Umi : "Sama-sama." (Tersenyum)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Mommy
Fanfiction[ ON GOING ] Prolog "Umi! Jangan tinggalin kita!" Itu adalah ucapan yang aku ucapkan saat aku berumur 5 tahun. Pada saat itu Umi sedang berjuang melahirkan anaknya yang terakhir. Dan ia meninggal saat melahirkan. Tapi aku tidak pernah membencinya...