Muntaz : "S-siapa kamu?!" (Ketakutan)
Pria tersebut pun membuka topi yang sedari tadi menutupi wajahnya. Muntaz pun terkejut saat melihat wajah pria tersebut.
Muntaz : "B-Bang Atta?!" (Terkejut)
Atta : "Kenapa?" (😏)
Muntaz : "J-jadi, Abang yang nyulik Muntaz?"
Atta : "Bukan gw yang nyulik lo. Tapi, gw nyuruh orang buat nyulik lo!"
Muntaz : "K-kenapa Abang lakuin ini?"
Atta : "Karena gw benci sama Lo!"
Muntaz : "Emangnya salah Muntaz apa?"
Atta : "Karena Lo Umi meninggal! Dan seharusnya Lo gak ada di dunia ini!"
Muntaz : "Muntaz tau itu salah Muntaz. Muntaz minta maaf, Bang." (Menunduk)
Atta : "Percuma Lo minta maaf! Meskipun Lo minta maaf sebesar apapun, Umi gak bakalan balik ke dunia ini!"
Muntaz : "T-tapi, Bang, tolong lepasin Muntaz. Muntaz mau pulang. Muntaz kedinginan di sini."
Atta : "Gw gak peduli! Mau Lo kedinginan! Mau Lo mati! Gw gak peduli! Awas ya, kalo Lo coba-coba kabur! Nyawa Lo bakalan melayang!"Atta pun keluar dari ruangan tersebut. Muntaz hanya bisa menangis.
Muntaz : "Maafin Muntaz ya, Kak, Bang. Muntaz tau kalau Muntaz yang bikin Umi meninggal. Gara-gara Muntaz lahir ke dunia ini Umi meninggal. Umi, maafin Muntaz ya. Muntaz sayang sama Umi. Makasih, Mi udah berjuang ngelahirin Muntaz sampai mengorbankan nyawa Umi." (Menangis)Muntaz pun tertidur. Dan ia bermimpi, mimpinya sangat aneh. Ia bertemu dengan seorang perempuan. Ia tidak kenal sama sekali dengan perempuan tersebut.
Someone : "Muntaz..."
Muntaz : "K-kamu siapa?" (Ketakutan)
Someone : "Muntaz, ini Umi, nak."
Muntaz : "U-Umi?!" (Terkejut)
Umi : "Iya, nak. Ayo, sini!"Muntaz pun mengangguk dan menghampiri wanita tersebut.
Umi : "Muntaz, Umi titip pesan ya, buat Kakak dan Abang kamu. Bilang ke mereka, jangan pernah membenci kamu hanya gara-gara Umi meninggal karena melahirkanmu. Karena ini semua sudah diatur oleh Allah. Dan untuk kamu, nak. Jangan pernah salahkan dirimu hanya gara-gara masalah ini. Dan kalian jangan bersedih untuk Umi. Karena jika kalian saling membenci dan bersedih, Umi pun ikut bersedih. Jadi, Umi mohon jangan pernah melakukan hal itu lagi ya. Dan jangan lupa sampaikan kepada Kakak dan Abangmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Mommy
Fanfiction[ ON GOING ] Prolog "Umi! Jangan tinggalin kita!" Itu adalah ucapan yang aku ucapkan saat aku berumur 5 tahun. Pada saat itu Umi sedang berjuang melahirkan anaknya yang terakhir. Dan ia meninggal saat melahirkan. Tapi aku tidak pernah membencinya...