Buku Notes (Deven)

153 18 33
                                    

Deven gak tau kalau ia disambut begitu hangat di sekolah Ingvar, di Surabaya

Semua orang memanggil namanya dan memujanya, Deven memang terbiasa dengan orang yang selalu berteriak memanggil namanya tapi itu biasanya terjadi ketika ia di panggung dan bernyanyi bukan di lapangan basket

Teman-teman 1 teamnya gak kalah tampan dan skill mereka bermain juga lebih bagus daripada Deven dan memang beberapa dari orang-orang disana memanggil nama Navis, Devano, Rey atau Samuel

Tapi semua kebanyakan memanggil nama Deven apalagi ketika Deven berbicara dengan Marcha

Deven yakin mereka pasti berpikir tentang mereka yang punya hubungan

Deven bukannya tidak suka atau apa tapi dia baru saja putus dan ia tidak ingin memberi Marcha harapan apalagi dia adalah kakak dari Ingvar

Deven juga tidak ada maksud apapun ketika bilang kepada Marcha kalau ia akan ke rumah Ingvar

Deven dan Ingvar mau membicarakan masalah basket dimana mereka akan dipilih untuk pra pon dan semacam itu lalu mereka akan dipilih secara personal untuk membela nama Indonesia di ajang sea games

Ia bukan mau menemui Marcha secara personal apalagi membicarakan masalah notes yang sebenernya Deven lupa, notes apa?

Tapi tadi di keramaian Deven terpaksa ngomong masalah notes itu

Deven menatap ke arah Ingvar, tadi Ingvar yang bilang pada Deven kalau Marcha ada perlu dengan Deven... penting

Notes apapun itu sebetulnya buat Deven tidak terlalu penting dan lebih lagi ia bicara dengan Marcha karena menganggap apa yang mau dikatakan oleh Marcha adalah hal penting, apa Ingvar tidak sadar kalau sampai ada berita Deven dekat dengan Marcha terdengar oleh media... masalahnya akan jadi lebih besar dan lebih penting?!

Deven tau mungkin Ingvar berpikir kalau Deven mungkin bisa bersama dengan kakaknya apalagi dari gerak gerik Marcha, siapa yang tidak tau cewek itu suka padanya tapi Deven yang masih sakit hati, tidak ingin dekat-dekat dengan kata cinta lebih lagi Deven tidak ingin meyakiti siapapun

Deven dibarengin oleh Rey ke rumah Ingvar sore itu setelah pulang sekolah

Rumah Ingvar atau rumah Marcha rumah yang terbilang cukup besar

Deven dan Rey disambut oleh pembantu Marcha, Deven, Rey dan Ingvar berada di ruang tamu, membicarakan lomba dan potensi terpilihnya mereka di tim inti maupun tim cadangan di daerah masing-masing

Ingvar tampaknya ingin pindah ke Jakarta dan ikut klub Satria Muda seperti Deven padahal team basket CLS Surabaya juga bagus

"Mereka menang 3 musim berturut-turut" kata Ingvar "dengan adanya kak Deven, cls gak ada harapan"

"Sebenernya gue gak yakin ikut klub basket awalnya" kata Deven "lo tau khan, job nyanyi dan gue manggung ada banyak apalagi ada kontrak bikin single dan album, collab dan semuanya itu tapi gue dipaksa Devano sama elo, Rey si gila"

Deven menatap Rey yang terkekeh geli

"Ya, lo bagus Dev... lo bisa kepilih di team nasional" kata Rey "dan lagi kontrak lo sama label khan cuman sampe tahun depan, lo gak terusin khan?"

"Gue pindah bukan gak terusin" kata Deven

"Iya kak Dev, kalau bisa kepilih di team nasional memang harus ikut klub" kata Ingvar menepuk pundak Deven "aku dukung kak Dev masuk klub basket"

Deven tersenyum "lo jadi pindah ke Jakarta Var?" tanya Deven

"Jadi, gue sama keluarga gue bakalan pindah ke Jakarta" kata Ingvar "papa ada proyek"

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang