Deven bukan mau memberi Marcha harapan atau seperti yang dibilang temen-temennya, move on dengan mencari cinta yang baru
Enggak, gak ada dalam kamusnya mencari cinta di saat seperti ini
Dia hanya ingin berteman dengan Marcha apalagi kata Ingvar, kakaknya itu pebisnis dan dia menang di putri cilik Indonesia karena otak bisnisnya
Bisnis seperti apa?, Ingvar bilang sebaiknya Deven tanya sendiri sama kakaknya itu karena banyak bidang dalam fashion yang sedang diminati kakaknya itu
Setelah pertandingan berakhir dan sekolah selesai dan yang menang adalah sekolah Deven dengan beda skor yang sangat tipis
Mereka pergi makan bakso bersama di dekat sekolah
Deven yang penasaran dengan Marcha dan bisnisnya berjalan di belakang, berduaan saja
"Jadi sudah tau rujak manis?" tanya Marcha
"Udah tadi Ingvar ngasih tau" kata Deven "keliatannya gue gak suka deh soalnya banyak buah-buahan"
Marcha tertawa "aku tau kamu gak bakalan suka" kata Marcha
"Jadi bakso aja, aman" kata Deven nyengir
"Ya, bakso disini enak kok" kata Marcha "kamu pasti suka"
"Hhhmmm, lo sopan banget si Cha... gue gak biasa" kata Deven "maksudnya bahasanya itu, gue jadi gak enak kalau ngomongnya pake gue-lo"
"Gak apa Dev, aku gak masalah sih... senyaman kamu aja" kata Marcha
"Gue samain aja ya ngomongnya pake aku-kamu" kata Deven "supaya sama"
"Nanti kalau pindah Jakarta juga aku ngomong nya bakalan gue-lo" kata Marcha
"Ya itu nanti aja klo udah pindah Jakarta" kata Deven tersenyum
Marcha mengangguk dan ia bolak balik menarik tali tas sekolah nya ke pundak nya
"Kamu keberatan ya?" tanya Deven
"Enggak kok, aku..." kata Marcha yang langsung tertegun melihat Deven mengambil tas Marcha dan menaruhnya di pundak nya
"Berat gini" kata Deven "aku bawain aja"
Marcha tersenyum tersipu dan berkata "thanks ya Dev"
"Kamu tas berat banget gini isi nya apa?" tanya Deven sambil terkekeh geli
"Buku" jawab Marcha "emang banyak banget soalnya aku gak cuman bawa buku pelajaran"
"Kamu bawa buku apa?, novel?, komik?" tanya Deven bingung
Marcha tertawa "enggak lah, aku gak berani bawa buku kayak gitu ke sekolah, kalau disita bisa bahaya, mama sama papaku bisa dipanggil ke sekolah... bisa-bisa aku gak dibolehin jalan selama seminggu" kata Marcha "yang aku bawa itu kayak buku keuangan, buku orderan, buku desain terus sama bukumu juga"
"Owww, waowww... buku-buku yang sangat berguna ya" kata Deven tertawa
"Ya, itu buku-buku penting" kata Marcha "kemana-mana selalu aku bawa"
"Buku'ku juga?" tanya Deven bingung
"Justru itu buku yang paling penting" kata Marcha nyengir
"Woeeee... kalian lovely couple, mau jalan kemana?, warungnya kelewatan" teriak Navis tertawa
Deven dan Marcha menoleh
Marcha memegang dahinya dan tertawa, Deven ikut tertawa lalu mereka berjalan balik dan duduk sebelahan
"Kalian ngomongin apa sih?, serius banget sampe gak keliatan kita udah duduk?" tanya Ingvar
"Nothing just books" kata Marcha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau dan Dia
FanficDeven Lelaki tampan yang hobbynya basket & menyanyi, kedua hobbynya itu membawa namanya sampai terkenal tapi menyanyi memberi luka mendalam dalam hatinya, mampukah ia membuka hatinya lagi dalam keadaan terluka? Shanna Gadis cantik yang punya rasa na...