Friendship cup (Marcha)

151 22 13
                                    

"Bener Var, Deven besok dateng?" tanya Marcha menatap adiknya yang sedang tiduran di tempat tidur

"Kak, ini udah keberapa kalinya kamu tanya pertanyaan yang sama" kata Ingvar kesal

"Ya, ya, ya... tapi dia dulu khan sekolah di Lombok?" tanya Marcha

"Mungkin dia pindah kak, aku baca nama-nama team lawan ada nama kak Deven" kata Ingvar

Marcha menatap adiknya, matanya berbinar-binar... sekian lama, akhirnya ia bisa kembali bertemu Deven

"Kenapa kak tanya kak Deven?" tanya Ingvar bingung

"Kamu tau khan buku notesnya itu" kata Marcha

"Padahal buku itu bisa kak Marcha kirim lewat pos" kata Ingvar "kenapa harus ketemu orangnya gitu?, apalagi isinya cuman rumus matematika, paling kak Deven juga udah lupa"

Marcha tau kalau Deven pasti lupa tapi ia hanya ingin memberi buku notes ini secara personal apalagi selama ini notes itu juga ada beberapa coretan tulisan yang sengaja Marcha buat

Marcha begitu suka dengan notes itu, entah kenapa?!, notes itu ternyata tidak hanya menuliskan angka demi angka tentang matematika dan rumusnya yang rumit

Notes itu menuliskan banyak kata motivasi tentang harapan dan mimpi

Marcha tau dari tulisan-tulisan itu kalau Deven ingin menjadi dokter dan ia ingin menolong orang banyak, ia ingin dikenal sebagai orang yang bisa menolong banyak orang...

Lelaki ini, tulisan dari hatinya menyentuh ke dalam perasaan dan pikiran Marcha

Dan lewat kata-kata itu jugalah yang mendorong Marcha untuk ikut menjadi putri cilik Indonesia

Ia ingin mengenal Deven secara pribadi, menjadi teman dan dekat...

Rasanya tidak cukup jika mengenalnya hanya lewat tulisan saja kalau Marcha memang sudah punya tujuan sejauh itu, makanya ia selalu menyimpan notes itu... ia tau notes ini akan berguna nanti

"Gak sopan kalau gak ngasih ke dia langsung" kata Marcha "aku pikir 2 tahun lalu bakalan ketemu dia ternyata dia gak ikut lomba basket dan cerdas cermat lagi"

"Iya, dia sibuk kak... ikut lomba nyanyi itu" kata Ingvar "dia juga ikut tour keliling buat nyanyi khan"

Marcha tau Deven terkenal dan ia juga kaget ternyata selain pintar dalam akademik dan olahraga, ia juga pintar bernyanyi...

Tapi ia juga kaget denger kabar kalau ternyata Deven punya pacar dan berita beberapa bulan yang lalu mengatakan Deven sudah putus dan entah tidak ada penjelasan kenapa dia putus sama pacarnya itu tapi Marcha menyambut gembira keadaan ini

"Marcha, Ingvar.... ayo makan" seru mamanya

Marcha dan Ingvar saling menatap dan menghela nafas

Bukannya mereka tidak suka makan tapi menu hari ini bukan menu kesukaan mereka... tidak hanya kembar secara wajah tapi bahkan selera makan juga sama, Marcha begitu mirip dengan adiknya.

Esoknya
Marcha dan team basket sekolahnya ikut menjemput team basket sekolah Deven
Setelah mendengar kabar dari Ingvar mengenai kedatangan Deven dan teamnya, Marcha sengaja mendaftar menjadi panitia dan dia mempunyai akses untuk bolos pelajaran sekaligus menjemput Deven dan teamnya

Tak lama kemudian team basket Deven datang dan Marcha tidak dapat menemukan Deven karena mereka semua pakai topi dan masker malah ada yang lengkap pakai kacamata hitam segala

Kapten team yang bernama Devano menjabat tangan kapten team Ingvar dan berkata semua teamnya memakai masker karena tidak ingin sakit karena beberapa hari ini cuaca di Jakarta tidak jelas dan anggota teamnya rentan sakit

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang