Sementara aja (Marcha)

105 14 34
                                    

Kalau kata bunda Maia semakin tua semakin bahagia

Kalau kata Marcha semakin hari semakin bahagia

Marcha semakin hari semakin dekat dengan Deven

Kalau awal-awal Marcha bingung chat duluan atau telepon duluan

Sekarang gak perlu

Lelaki itu sudah bisa merasakan merindukan nya walaupun hanya sebentar mereka gak ketemu

Ya khan hitung-hitungan

Pulang sekolah jam 1, hitung lah jam 1 lebih kadang jam 2 atau jam 3 kalau Deven ada latihan basket atau harus latihan ke klub basket

Tapi kadang lelaki itu juga masih ke studio rekaman atau ke perusahaan label nya dan pulang bisa sampai jam 6 sore

Deven masih memberi kabar di sela-sela kesibukan nya baru malam itu atau setiap malam, Deven telepon

Pembicaraan mereka random, banyak hal yang Deven ceritakan

Mulai dari cita-citanya menjadi dokter

Ternyata setelah mendengar penuturan Deven mengenai kedokteran dan mengapa ia ingin menjadi dokter

Marcha tertarik untuk menjadi dokter, ketika ditanya Deven mau jadi dokter apa?

"Dokter anak, gue suka anak-anak" kata Deven tertawa pelan tapi Marcha bisa merasakan kehangatan dari suara nya "mereka polos dan baik"

Marcha tertarik jadi dokter kandungan, ngelahirin pake jasa dia terus lanjutannya dikenalin ke Deven, orang tua - orang tua mereka kalau mereka mau anak mereka berobat

Bayangkan, berapa banyak uang yang bisa mereka hasilkan dari sana apalagi...

Bagaimana kalau mereka juga memproduksi barang anak-anak, baju, alat makan dan mainan?

Lalu menjual nya kepada para orang tua anak-anak itu?

Masa depan nya dengan Deven, cerah banget

Sangking cerah nya, Marcha tidak bisa memikirkan orang lain yang bisa mendampingi nya untuk bersama-sama berjalan bersama nya menghadapi masa depan

"Anak-anak, lo kalau suka sama anak-anak, lo pingin punya berapa anak Dev?" tanya Marcha

"Gue memang suka anak-anak tapi anak juga gak perlu terlalu banyak" kata Deven "2 aja cukup"

"2 doang?, gue kira lo pingin keluarga besar" kata Marcha

"Emang kalau lo, lo mau punya anak berapa Cha?" tanya Deven

"Gue pikir mungkin...." Marcha bingung kira-kira kalau sama Deven, punya anak berapa ya?, pasti cakep semua khan anak mereka

"Berapa?" tanya Deven tertawa pelan

"4" kata Marcha

"4?, gak capek Cha lahirin terus?" tanya Deven "itu sepupu gue bilang capek loh punya anak terus, mendidik nya itu loh"

"Capek?, enggak sih kalau suami gue itu elo" kata Marcha

Deven tertawa "gitu ya... okay, gue inget-inget ya, punya anak 4" kata Deven "cowok atau cewek?, terserah??"

"Sedapatnya aja" kata Marcha "cewek boleh, cowok boleh"

"Sedapatnya, lo kira mancing apa?" tanya Deven tertawa

"Lah, emang itu bukan mancing ya?" tanya Marcha balik juga dalam tawa

Deven hanya tertawa

"Ow iya, itu besok habis dari tempat produksi sepatu... gue temenin lo ke studio khan?" tanya Marcha

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang