Drama mantan (Deven)

154 20 16
                                    

Deven pulang lebih awal, ia pulang dengan penerbangan pagi karena telepon dari Gogo dan karena menejemen berserta dengan perusahaan labelnya

bagaimana mereka bisa membuat kontrak tanpa memberitahu Deven terlebih dahulu, memang biasanya Deven akan menerima kerjaan apapun tapi kerjaan ini, dia tidak bisa

di perjalanan menuju ke kantor Raffi itu Deven bertemu dengan seorang gadis cantik yang sepertinya tidak mampu melihat, Deven pikir gadis itu buta tapi ternyata ia bisa melihat hanya dia berkata apa yang ia lihat buram

Deven berpendapat mungkin gadis itu butuh kacamata tapi tidak mungkin dia tidak pakai kacamata kalau sudah diperiksa dokter dan itu bukan buram biasa tapi dengan keadaan seperti itu, gadis itu amat sangat mandiri

Dia tidak mau dibantu tapi Deven tidak sampai hati membiarkan nya berjalan sendiri

di depan pintu lift mereka berbincang sebentar dan sebenarnya Deven tidak masalah mengantar gadis itu ke studio musik punya James tapi gadis itu bilang tidak butuh, dia malah tanya nama Deven

ketika Deven menyebutkan namanya, gadis itu tampak kaget

"kamu Deven dari kelas apel?" gadis itu bertanya dengan ekspresi wajah bersemangat

"kelas apel?" ulang Deven bingung

"kamu dulu sekolah di TK bunga bangsa khan?" tanya Shanna "aku dulu yang nangis waktu di depan pintu sekolah nungguin mamaku belum jemput karena hujan"

Deven menghela nafasnya mengerutkan keningnya bingung

"aku Shanna Shannon Siswanto dari kelas jeruk" kata Shanna

tiba-tiba dalam bayangan di kepala Deven terbentuk, terlihat seorang anak perempuan yang duduk di anak tangga sambil menangis tersedu-sedu karena hujan yang tak kunjung berhenti dan pembicaraan mereka tentang pelahap maut dan penyihir jahat tapi kenapa Shanna menjadi tidak bisa melihat seperti ini?, dulu waktu mereka masih kecil, mata Shanna sepertinya tidak ada masalah

"oh... ya, kamu Shanna Shannon" kata Deven paham

"astaga... aku gak nyangka ketemu kamu lagi, aku pikir seumur hidup gak akan ketemu kamu lagi karena dilenyapakan sama Nadia" kata Shanna tertawa pelan

"dilenyapkan" kata Deven lagi-lagi bingung dengan omongan Shanna sama seperti dulu waktu mereka masih kecil

"ya, aku pikir karena aku kamu hilang... aku tidak melihat kamu lagi hari-hari berikutnya" kata Shanna "aku sampe nyari ke kelas buah yang lainnya"

"aku balik ke Lombok bukan lenyap" kata Deven tersenyum

"ya, aku tidak tau... aku pikir kamu lenyap karena Nadia" kata Shanna "aku sampai nangis berhari-hari"

Deven tertawa sambil menggelengkan kepalanya, ia benar-benar merasa kalau Shanna, gadis yang sangat unik

"oe Deven ada disini, itu Deven... Dev"

Deven menoleh melihat Raffi dan orang-orang menejemen dan lebelnya ada disini termasuk semua artis yang terlibat di dalamnya

"sorry Shan, aku pergi dulu ya" kata Deven "itu aku dipanggil sama temenku"

"ya Dev, gak apa... aku seneng bisa ketemu kamu" kata Shanna "aku boleh minta nomer hpmu gak?, kalau..."

"hhhmmm, nanti kita ngobrol lagi ya kalau aku mampir ke studio kak James" kata Deven menatap Gogo dan Friden yang melambai ke arah Deven meminta Deven segera masuk

"ya, okay" kata Shanna mengangguk "gak apa... bye"

"bye" kata Deven yang langsung bergegas berlari.

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang