Back to hell (Deven)

72 9 33
                                    

Deven dan Marcha duduk sebelahan di dalam pesawat

"Gue beneran gak mau pulang" kata Marcha memandang ke arah jendela yang memperlihatkan gumpalan awan

"Cha, lo mesti sekolah dan gue juga ada acara manggung" kata Deven "kalau gue gak ikut, gue bisa dibakar hidup-hidup sama Gogo dan Iden"

"Gue malas lihat muka bokap gue" kata Marcha lirih "gue gak nyangka bokap bakalan ngerendahin lo kayak gitu padahal gue gak pernah lihat lo dari status sosial lo"

"Cha, bokap lo gak salah" kata Deven "dia memang pingin yang terbaik buat lo dan sebenernya kita memang berbeda"

"Apa nya yang beda?, kita sama-sama manusia Dev" kata Marcha

"Status sosial" kata Deven pelan

"Gue gak peduli sama itu" kata Marcha

"Gue peduli" kata Deven

"Kalau aja waktu bisa berhenti waktu kita di Surabaya kemaren atau sekarang" kata Marcha "gue cuman berharap bisa terus sama elo"

"Cha, kita harus belajar menghadapi kenyataan" kata Deven "gue yakin suatu saat akan bisa bikin bokap lo luluh"

Marcha diam...

Ia menutup wajah nya dan kembali memandang ke arah awan-awan yang menghiasi langit biru

Marcha dijemput oleh sopir nya

Deven yang menelepon keluarga nya Marcha untuk menjemput Marcha di bandara sedangkan Deven dijemput Friden dan Gogo

"Kita ketemu besok" kata Deven memegang tangan Marcha

"Sampe besok" kata Marcha memegang tangan Deven dan menatap mata Deven

Deven tau ini bukan perpisahan

Besok mereka pasti bisa bertemu lagi

Tapi kali ini sejak keterbukaan mereka di Surabaya dan segala perbedaan mereka yang sangat mencolok dan jauh

Ada yang berbeda yang harus mereka jalani dan hadapi mulai saat ini

Deven tau, Marcha juga tau

Mereka sepakat menjalani ini bersama sampai waktu nya mereka berpisah

Perpisahan itu hanyalah hitungan waktu yang berjalan maju

Tapi Deven yakin itu tidak lama kalau Marcha melanggar janji nya sendiri

Deven tidak menyangka Marcha sekuat itu, Deven tidak menyangka kalau perasaan Marcha setulus itu, Deven tidak menyangka kalau Marcha tidak semudah itu menyerah bahkan sampai di titik akhir

Deven hanya berharap dengan harapan sekecil itu kalau di depan nanti, keluarga Marcha tidak menambah masalah lebih parah diantara mereka

Marcha memeluk Deven

"Kita hadapi bersama" kata Marcha ke telinga Deven

Deven mengangguk dan balas memeluk Marcha lebih erat lagi

Marcha melepaskan pelukan nya, memegang pipi Deven dan mencium lembut pipi Deven lalu ia berbalik mengikuti sopir nya pergi

Deven memandang punggung Marcha menjauh

Gogo menepuk pundak Deven

"Lo bakalan baik-baik aja bro" kata Gogo

"Yes, you gonna be alright" kata Friden "but... first of all, PR lo banyak"

Deven tertawa pelan "kita pulang sekarang" kata Deven

Selama berada di mobil

Deven menceritakan pada kedua sahabat nya apa yang terjadi pada dia dan Marcha juga semua kata-kata menyakitkan papa Marcha pada nya sebelum Deven memutuskan bahwa sebaik nya mereka berpisah

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang