What's going on? (Marcha)

62 8 27
                                    

Jurit malam

Sebelum berangkat itu perasaan Marcha sudah gak enak

Ia dongkol karena masalah kandidat ketua osis

Deven jadi kandidat nya tapi Deven gak bilang sama Marcha, apapun...

Tapi sekalipun Deven bilang

Marcha yang seharus nya bangga itu malah kesal

Waktu mereka bertemu pasti semakin terbatas

Jadi anggota osis biasa aja kegiatan nya udah berjibun apalagi kalau jadi ketua osis?

Marcha memikirkan itu dan berusaha untuk tidak merasa tertekan

Marcha memasukan semua tangan nya ke dalam jaket nya dan tidak memperhatikan orang yang di depan nya berhenti berjalan

Marcha menabrak nya

"Sorry" kata Marcha

"Punya mata gak sih?, kaki gue keinjek tau" kata orang itu marah

"Sorry, sorry" kata Marcha gak tau harus ngomong apalagi

"Hei, elo... kalau gak bisa diajak kerja sama, mending mundur deh"

Marcha mendongak melihat yang ngomong itu Aurora

Marcha sebenernya gak suka sama si Aurora ini

Marcha bukan nya gak tau kalau kakak kelas nya sekaligus ketua osis itu suka sama Deven

Dan Aurora selalu mencari cara supaya bisa ngebully Marcha

Marcha bisa aja meleyapkan Aurora sejak dulu

Tapi rasa nya gak bijaksana kalau Marcha menggunakan cara sadis menyingkirkan lawan nya dan lagi ngelawan di saat seperti ini, Marcha sendiri harus kuat dan menghadapi nya

"Maaf kak" kata Marcha berusaha merendah

"Maaf, maaf... kalau semua orang bisa ngomong maaf, gak perlu ada polisi" kata Aurora marah

Aurora ini kayak nya penggemar meteor garden, kok dia ngutip kata-kata nya Dao Ming Shi sih?

"Karena di group kalian ada pengacau, sebaik nya group kalian ada pemimpin nya" kata Aurora menatap sinis ke arah Marcha

Cih, disebut pengacau... iri bilang boss!!

Tapi Marcha diam saja dan Aurora menyuruh salah satu anggota osis menemani group Marcha

Orang itu bernama Dannia, salah satu senior sekolah yang menurut Marcha lumayan menyebalkan tapi Marcha tidak protes

Setelah Aurora check semua peserta lengkap

Aurora mempersilahkan kelompok Marcha berjalan

Marcha di dorong terus oleh Dannia yang berjalan di belakang nya

"Cepetan jalan nya" kata Dannia setiap waktu dan setiap saat

Marcha kesel banget tapi ia berusaha cuek dan terus berjalan sampai di dekat post 4

Marcha sudah melihat salah satu teman Deven, Betrand Peto yang jaga post

Marcha di dorong terlalu keras dan Marcha jatuh bukan di jalanan biasa tapi jurang kecil di dekat post

Semua kelompok Marcha panik karena Marcha gak cuman kotor tapi lutut nya luka

Dan semua orang berusaha menolong Marcha

Jurang nya memang gak dalam tapi untuk naik ke jalur utama itu susah apalagi gelap

Dan semua disana gak ada yang boleh bawa hp dan senter hanya ketua kelompok

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang