Mundur dulu (Marcha)

112 13 20
                                    

Beberapa hari kemudian dan hari itu terik sekali

Lengan Deven sudah membaik, perban juga sudah dilepas tapi Deven tidak berani menggunakan lengan nya yang sempat retak itu untuk bermain basket dengan memaksakan

Deven hanya terus menerus mendentumkan bola nya ke arah lantai dengan lengan nya yang tidak sakit

Marcha melihat keringat Deven bercucuran lebih banyak daripada biasanya tapi lelaki itu tidak berhenti bermain

Marcha bertopang dagu, tersenyum menatap ke arah Deven yang semakin hari semakin keren dan semakin hari semakin susah rasa nya Marcha mau menghabiskan waktu nya untuk hal lain selain melihat wajah Deven apalagi kalau lelaki itu sudah tersenyum

hidup nya seketika langsung berantakan

Marcha sampai lupa apa yang harus ia lakukan saat itu

hanya satu senyum, dunia nya berubah 180'

siapa yang mengeluh?, tidak ada... tapi Marcha ingin lebih dan lebih dari sekarang

"Dev, minum dulu" kata Marcha mengangkat botol minum Deven ke udara

Deven melambaikan tangan nya dan tersenyum

Deven berlarian ke arah Marcha dan duduk di sebelah Marcha

Marcha mengambil handuk kecil di dalam tas Deven dan mengusap keringat Deven yang ada di pelipis dan turun ke pipi nya

"Semua cewek rebutan ngelap keringet lo, gue beruntung banget ya" kata Marcha

Deven tertawa "lo tau dari mana?" tanya Deven bingung lalu membuka botol minum nya

"Gue lihat komen orang-orang di sosmed elo" kata Marcha

"Oohh, jangan diambil hati ya mereka yang komen enggak-enggak" kata Deven meneguk minuman nya banyak-banyak

"Komen yang mana ini?" tanya Marcha

Deven menoleh ke arah Marcha

"Komen yang bikin lo cemburu" kata Deven nyengir

"Hhmm, banyak sih yang bikin cemburu" kata Marcha "itu Anneth masih komen"

Deven berhenti meminum minuman nya dan menatap Marcha

"Itu lebih jangan dicemburuin, dia cuman temen kok" kata Deven

"Sama mantan temenan?" tanya Marcha

"Ya, gak apa khan?, kita sama-sama dewasa Cha" kata Deven "kita sama-sama tau kalau kita gak bisa balikan kayak dulu"

"Gue emang cemburu tapi gue mau tau lo sama dia kenapa bisa sampai putus?" tanya Marcha

"Lo mau korek-korek luka gue?" tanya Deven

"Bukan korek-korek luka" kata Marcha "gue tau dia nyakitin lo banget, gue pingin tau kenapa supaya kalau gue jadi pacar lo, gue gak akan pernah ngelakuin hal yang sama, gak akan nyakitin elo dengan cara yang sama"

Deven terdiam...

"Gue serius Dev, gue cuman mau belajar dari kesalahan mantan elo" kata Marcha

"Dia memilih apa yang dia anggap lebih baik daripada gue" kata Deven

"Cowok waria itu??" tanya Marcha kaget

"Cowok waria?" ulang Deven bingung mengerutkan kening nya

"Iya, orang Philifina itu khan?" tanya Marcha "gue lihat di sosmed nya banyak shipper dia sama waria itu"

Deven tertawa dan mengusap rambut Marcha "jangan sembarang sebut orang jadi waria Cha, apalagi cowok ntar dipikir gue gak terima lagi diputusin sama Anneth" kata Deven "itu cuman salah satu faktor dari sekian faktor yang ada, inti nya dia memilih yang lebih baik daripada gue dan gue gak nyalahin dia karena hal itu karena dia memang berhak memilih yang terbaik buat dia"

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang