Ternyata apa yang ada di pikiran Marcha berbeda dengan yang terjadi sekarang
Deven dulu waktu SMP sudah pasti berbeda dengan Deven yang sekarang
Deven memang masih sopan dan seperti apa yang Marcha pikirkan saat pertama kali mereka bertemu tapi... meskipun Deven paham dan mengerti semua isi buku notes ini, seharusnya ia tidak menganggap buku ini gak penting khan?
Apa Marcha yang menganggap semua ini berlebihan?
Marcha kembali masuk ke dalam kamar, menyimpan buku itu rapi di dalam tas sekolahnya
Ia selalu membawa buku Deven kemanapun ia pergi dan paling penting membawanya ke sekolahMeskipun di sekolah ia terkenal
Meskipun ia pintar
Dan meskipun ia cantik
Ada beberapa orang di sekolah yang tidak menyukainya dan menuliskan hal-hal buruk tentangnya di kolom komentar sosial media'nya
Marcha bukan orang kuat, ia manusia yang bisa menangis meskipun ia berusaha tidak menangis di depan kedua orang tua dan adiknya
Dan selama ini buku notes Deven yang menguatkannya, yang membuatnya bertahan dengan semua omongan yang tidak menyenangkan itu
Marcha duduk di tepi ranjangnya, ia tidak yakin untuk bertemu Deven lagi di bawah
Berbulan-bulan ia menunggu moment tadi dan...
"Kak, kak Deven sama kak Rey mau pulang ini" kata Ingvar dari balik pintu
"Oh ya, bentar" kata Marcha
Marcha berdiri dan berjalan keluar kamarnya, turun ke ruang tamu
Ingvar masih berbincang dan bercanda dengan Deven dan Rey
"Eh kak Marcha" kata Ingvar "mereka mau pamit sama kakak juga"
"Sampai ketemu besok Cha" kata Deven duluan
"Besok?" Marcha bingung
"Ya, besok gue sama Rey ke sekolah lo buat tanding khan" kata Deven
"Oh itu, yaaa" kata Marcha mengangguk "sampai besok"
"Kalian kapan ya pindah ke Jakarta?" tanya Rey
"Itu tunggu papa sih" kata Marcha "paling cepat bulan depan"
Rey tersenyum lebar sambil menepuk pundak Deven
"Bulan depan tuh bro" kata Rey
Deven menoleh ke arah Rey dan tersenyum samar seperti tertahan
"Ya, kalau lo perlu apapun di Jakarta" kata Deven "lo bisa chat atau telepon gue, Cha"
"Aku gak punya nomermu" kata Marcha
"Ow, gue pikir punya... Ingvar khan punya" kata Deven
"Ya tapi aku gak tanya nomer hp orang dari adikku khan meskipun aku kenal, aku mau orangnya langsung yang ngasih tau" kata Marcha
"Kak Cha" kata Ingvar terkekeh
"Tuh Pon, tuh!!!" kata Rey bersemangat
Deven hanya tertawa pelan "ya, gue ngerti kok... lo bisa catet nomer gue"
"Sebentar" kata Marcha mengeluarkan hpnya
Deven memberitahu nomernya dan langsung Marcha chat
Deven juga langsung menyimpan nomer Marcha
"Semoga lancar ya sampe pelaminan komunikasi dan hubungannya" kata Rey terkekeh menatap ke arah Deven dan Marcha
Sementara Ingvar dan Marcha ikut tertawa pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Kau dan Dia
FanfictionDeven Lelaki tampan yang hobbynya basket & menyanyi, kedua hobbynya itu membawa namanya sampai terkenal tapi menyanyi memberi luka mendalam dalam hatinya, mampukah ia membuka hatinya lagi dalam keadaan terluka? Shanna Gadis cantik yang punya rasa na...