Shaleeya baru meninggalkan Abbey sebentar, ia langsung menghampiri Abbey setelah mendengar keributan. Tak tau kekacauan apa yang barusan ia lewatkan, Luigene yang sudah terbaring tak sadarkan diri di atas lantai dengan wajah yang berlumuran darah serta Abbey yang hampir terjatuh.
Shaleeya langsung menuntun Abbey dan menyuruh beberapa pelayan untuk menolong Luigene. Ketika Luigene sudah mulai sadar, Abbey langsung berlari masuk ke dalam kamarnya untuk mengunci diri.
"Abbey kau bisa buka pintumu?" Sudah hampir setengah jam, Shaleeya berdiri di depan kamar perempuan itu berusaha untuk membujuknya.
"Sebenarnya apa yang terjadi!" Shaleeya setengah berteriak kepada Luigene yang sudah sadar dan berjalan menghampirinya.
"Aku mencium Abbey dan Arlington datang, lalu memukulku," jelas Luigene dengan enteng seolah itu bukan masalah yang besar.
"What the—Luigene, jika aku jadi Arlington maka aku akan langsung membunuhmu." Shaleeya menarik rambutnya sendiri dengan gemas, apa ia boleh menampar Luigene. "Dimana Arlington sekarang?"
"Aku tidak tau."
Shaleeya berjalan mendahului Luigene dan menghubungi Arlington, tetapi Arlington tidak mengangkatnya. "Dia tidak mengangkat ponselnya."
"Seharusnya Arlington pergi bersama Erdem."
"Luigene, sebenarnya apa yang ada di dalam kepalamu itu? Kenapa kau mencium Abbey? Apa kau menyukainya?"
Tidak ada gunanya berbohong.
Luigene memang menyukainya dan tentunya ia mengangguk. Hal itu tentu membuat Shaleeya semakin pusing. "Dimana otakmu itu? Apa kau tau jika Abbey sedang hamil? Seharusnya hari ini dia memberitahu Arlington jika dia sedang hamil dan kau... kau malah merusaknya."
"Ha-hamil?"
"Ya! Dia sedang mengandung anak Arlington, keponakanmu, Luigene," tegas Shaleeya seolah menyadarkannya pria itu.
Pertama, Luigene merasa sangat marah pada dirinya sendiri karena sudah merusak semuanya. Ia ingin memukul dirinya sendiri karena sudah mencium Abbey disaat perempuan itu sedang mengandung.
Kedua, meski begitu, hatinya tetap terasa sakit. Abbey sedang mengandung anak Arlington, mereka seperti keluarga kecil yang bahagia. Perempuan yang Luigene cintai sedang mengandung anak pria lain, anak kakaknya sendiri.
Luigene tidak tau apa yang ia rasakan sekarang. Jelas ia merasa tidak senang atas apa yang sudah terjadi.
Oh tidak, Luigene sudah membuat kesalahan besar.
"Sudahlah, aku tau kau menyesal, sekarang tidak ada gunanya menyesal. Jika kau benar-benar merasa bersalah, bantu aku untuk mencari Arlington agar kita bisa meluruskan kesalah pahaman ini dan aku akan mencari James agar bisa membujuk Abbey untuk keluar."
Tanpa berpikir panjang, Luigene langsung pergi dan menghubungi Erdem. Sedangkan Shaleeya berusaha membujuk Abbey lagi sambil menghubungi James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romance[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...