15.

28K 1.5K 19
                                    

          "Apa yang kalian lakukan?" tanya Arlington pada Abbey, sekarang mereka ada di dalam kamar. Kewarasan Arlington membuatnya menyeret Abbey masuk ke dalam kamar.

Abbey memasang wajah tidak mengerti. "Tanganku berdarah karena tidak sengaja terkena pisau dan Lujin membantuku," jelas Abbey kepada Arlington.

"Membantu? Yang aku lihat, dia mencium tanganmu."

Abbey menekuk dahinya heran, "Tidak, Lujin berusaha menghentikkan darah yang ada di jariku." Abbey mengangkat jarinya yang terkena pisau agar Arlington bisa melihatnya.

"Luigene," ralat Arlington dengan tegas, tidak suka jika Abbey memanggil nama Luigene dengan salah.

"Lujin," Abbey berusaha mengulangi perkataan Arlington tetapi dengan pengucapan yang salah.

"Namanya Luigene bukan Lujin, jangan memanggilnya Lujin."

"Kenapa? Namanya sangat susah, aku hanya mempermudah."

"Karena kau memanggil namaku dengan benar, Abbey. Jangan memanggil nama pria lain dengan salah atau dengan nama yang kau buat sendiri."

Abbey tak mengerti, ia selalu memanggil Luigene begitu, tidak ada yang pernah mempermasalahkannya. Ada apa dengan suaminya ini? Pulang-pulang langsung memancing keributan.

"Starley Langner," panggil Arlington dengan nama lengkapnya membuat bulu kuduk Abbey berdiri, ia merasa sedikit tidak nyaman ketika Arlington memanggilnya seperti itu.

"Kamu tidak sepantasnya melakukan itu."

"Melakukan apa?" Abbey tidak mengerti.

"Berduaan dengan Luigene."

"Aku tidak berduaan dengan Lujin."

"Tapi yang aku lihat kamu berduaan dengan Luigene, bagaimana jika ada yang melihat dan salah paham?"

"Salah paham?"

"Ya. Kamu itu istri aku."

"Istri?" Abbey menghela nafas. "Tanganku terkena pisau Arlington, Lujin hanya membantuku," tegasnya sekali lagi.

"Jika tidak bisa memasak seharusnya kamu tidak usah memasak dan membuat keributan, kamu bisa duduk dan menunggu saja di kamar. Aku sudah mempekerjakan banyak pelayan untuk kamu perintah!"

Abbey sedikit terkejut ketika mendengar perkataan Arlington barusan, ia tersenyum kecut memandang pria itu sambil mengangguk kecil, "Seharusnya aku tidak memasak untuk suamiku." Abbey beranjak keluar dari kamarnya.

Arlington mematung membiarkan Abbey keluar begitu saja, ia juga bisa mendengar langkah kaki serta teriakkan Abbey.

"James!"

"Lujin!"

"Siapkan mobil, aku akan pergi!" Perempuan itu bahkan masih mengenakan pakaian tidurnya, tak terpikir lagi olehnya untuk sekedar mengganti baju.

"Kau mau kemana Abbey?" tanya James sedikit berlari menghampiri perempuan itu disusul oleh Luigene dibelakangnya.

"Dimana kunci mobil?"

ReasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang