[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya.
Arlington pun berhasil...
Abbey menepuk punggung Arlington yang sedang memuntahkan isi perutnya di kamar mandi. Sejak mereka sampai di Inggris, wajah Arlington tampak pucat dan terus-terusan memuntahkan isi perutnya.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa kamu makan sesuatu? Bagaimana jika aku menghubungi Delsin atau Keine saja?" cemas Abbey sambil berusaha membantu Arlington.
Gelengan yang Arlington berikan justru membuat Abbey semakin cemas. "Maaf, seharusnya kamu tidak perlu melihat ini. Mungkin aku mengalami jet lag."
"Untuk apa minta maaf? Aku mencemaskan kamu karena dari pagi kamu terus-terusan mual. Kamu tidak pernah mengalami jet lag sebelumnya." Abbey membantu Arlington untuk berbaring di atas ranjang.
"Kemarilah," ajak Arlingtom sambil merentangkan kedua tangannya.
"Dasar bayi besar." Abbey memeluk Arlington, sedikit menindihnya. "Aku akan membuatkan teh hangat untukmu. Kamu belum makan dari pagi, setidaknya teh bisa membuat perutmu terasa lebih baik."
"Aku hanya butuh kamu." Ketika Abbey akan berdiri melepas pelukannya, Arlington justru dengan cepat menarik perempuan itu hingga berguling tepat di sebelahnya.
"Biarkan seperti ini, aku ingin tidur sambil memeluk kamu." Arlington membenamkan wajahnya pada dada Abbey. Jika biasanya Abbey akan memeluk Arlington ketika tidur, maka ini sebaliknya—tangan Arlington justru melingkar posesif pada tubuh Abbey.
Ia menghirup dalam aroma tubuh Abbey yang ia sukai. Aroma tubuh Abbey menghilangkan mualnya.
Tidur dalam posisi seperti ini sebenarnya hanya akan membuat pinggang Abbey semakin sakit tetapi sekarang Arlington sedang sakit. Jika Arlington merasa nyaman dalam posisi seperti ini, maka Abbey akan mengalah untuk pria itu.
Jari-jemarinya memainkan rambut halus Arlington, sama seperti ketika pria itu selalu memainkan rambutnya.
Tak lama terdengar dengkuran halus yang menandakan bahwa Arlington sudah tertidur. Abbey menghentikan usapannya pada rambut pria itu—melihat suaminya yang sudah tertidur, sejenak ia memperhatikan wajah suaminya yang polos sebelum mengecup puncak kepalanya.
"Have a nice dream, I love you."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hal yang Arlington sukai ketika bangun tidur adalah melihat wajah istrinya yang masih terlelap karena akhir-akhir ini Arlington selalu bangun dua puluh menit lebih awal untuk meneliti wajah Abbey.
Tetapi hari ini ia tidak mendapati istrinya di sebelahnya—membuat Arlington bangun dengan tergesa. Ia keluar dari kamar hanya mengenakan jogger pantsnya untuk mencari Abbey.
"Kamu ingin pamer kepada semua pelayan di rumah ini kalau tubuh kamu sangat indah, begitu Arlington?" Suara Abbey menghentikan langkah Arlington yang ada di ujung tangga.