5

12K 1.6K 961
                                    



"(Name)!"Aizawa berseru sedikit panik ketika melihatku berada di area pertempuran.

Aku melompat tinggi meskipun kuakui sedikit limbung karena baru saja di transfer lewat gate dan rasanya tidaklah enak.

Kayak lagi naik mobil di daerah pegunungan, bikin mual.

Aku menghindari tembakan dari beberapa villain dan kakiku langsung menendang kepala mereka.

"(Name), mundur!"Aizawa-sensei berlari ke arahku tapi dihalangi oleh beberapa villain.

"Hmm.., menarik sekali, Kurogiri mengirim satu siswa kacangan ke area pertempuran ini."Aku menoleh ke arah Shigaraki yang baru saja mengucapkan kalimat sinis itu.

Kacangan katanya har har

Biasanya mah orang kalo ngomong bau bawan-- eh bau kencur

"Cih!"Aku mengedarkan pandangan ke sekitar. 

Danau! Terpujilah siapapun yang merancang ISJ ini sehingga memiliki danau buatan di dalamnya.

WUSHH!! Air dari danau bergerak seiring tanganku mengayun. Mengalir di udara menuju ke tempat sang pengendali memanggilnya.

"Aizawa-sensei, aku akan berusaha bertahan."Aku berseru. Aliran air itu mengelilingi tubuhku. Aku memasang kuda-kuda dengan cepat. 

Aizawa mengangguk, "Kuharap kau tidak mati, nak."

Aku mengangguk sedikit jengkel. Eh tapi iya sih, kalo aku mati nanti ceritanya tamat cepat deh hehe.

"Mari kita bermain."Menatap villain-villain pasar di depanku.


*

Sudah sekitar belasan villain yang kulumpuhkan. Sebagian besar lewat airku yang memukul tengkuk mereka keras dan beberapa harus kubekukan. Sejauh ini belum ada luka serius, hanya sekedar memar-memar.

Lagi-lagi alur berubah. Aku memang dipindahkan, tapi tidak menyangka akan bertarung bersama Aizawa-sensei disini. Ah, alurnya memang gila. 

"Nomu."Aku menoleh refleks saat Shigaraki berkata tenang. Mutan raksasa di sebelahnya meloncat dan menyerang Aizawa-sensei. 

"Aizawa-sensei!"Aku berteriak. Aizawa menoleh ke atas dan segera menghindar sepersekian detik sebelum pukulan Nomu mencapai tubuhnya.

Aku berputar dengan cepat sambil menembakkan air dengan kecepatan kilat ke perut villain yang berada di sekelilingku. Lalu menerobos untuk membantu Aizawa-sensei.

"Aizawa-sensei!"Aku berlari kke arah guru yang baru kali ini kulihat badas itu.

"(Name), kau masih hidup bukan!?"Aizawa menoleh, sikap kuda-kudanya masih kokoh. Debu berkepulan akibat pukulan Nomu yang membuat retak lantai ISJ.

"Aizawa-sensei, dia bukan lawan untuk sensei!"Aku berseru sedikit panik.

"Hah-"

BDUM!!

Nomu muncul dari samping Aizawa-sensei dan mengambil ancang-ancang memukul. Aku segera membuat gelembung pertahanan dan kami berdua terlempar ke arah selatan menabrak tembok daerah kebakaran.

"Aizawa-sensei, tidak apa-apa!"Aku berseru sedikit panik sambil mengusap debu di mataku. Gelembungnya untungnya masih utuh sehingga kami tidak mendapat dampak yang serius. 

"Reflekmu bagus, (Name)."Aizawa membenarkan posisi kacamatanya. Talinya kembali mengambang. Sementara aku menghilangkan gelembung pelindung. Nomu disana masih menoleh mencari keberadaan kita di sekitarnya

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang