72

5.9K 1K 633
                                    

tanggal book ini dibuat adalah 23 agustus 2020

Jadi ultah (Name) adalah 23 November widiw! Beda sepuluh hari ama authornya gapapalah,

Okay! Satu kata yang mendeskripsikan Bakugou, kang ledak kita semua!

*

Sebenarnya gada teknik lingkaran cermin, itu hanya tercetus asal di pikiranku. Rasanya keren gimana gitu kalo mau ngeluarin jurus pake tereak dulu mwehehe


Hawks disana sibuk mengurusi Chisaki yang sudah sekarat tapi masih bisa bertarung mempertahankan diri.


Aku turun dari langit bak malaikat/gagga, persis di atasnya Eri yang tidak terkontrol dan Midoriya yang kejang-kejang dibawahnya.


Kedua telapak tanganku merentang menghadap ke bawah.


WUSH!!


Aku mengarahkan air yang ada di rumah warga yang ada di sekeliling tempat kejadian, semuanya mengarah ke Eri dan Midoriya membuat lingkaran besar yang menutupi mereka.


Aku gabisa langsung membuat Eri pingsan karena ada persentase kemungkinan bakatnya masih aktif walau dia pingsan. Dan aku bukan Aizawa-sensei yang langsung bisa menonaktifkan quirknya.


Aku hanya seorang (Name) huhuhuww


Kakiku menapak dengan anggun eaa di lingkaran itu dan dengan cepat masuk.


Yang jelas, aku hanya mengerti bahwa sekarang, Eri perlu ditenangkan agar quirknya reda.


Tangan kiriku dengan cepat mengayun dan sekujur air menyelimuti tubuhku lalu tanganku menarik Eri paksa dari Midoriya, air-air itu mencegah tubuhku terkena dampak dari quirk Eri.


"HENTIKAN!!!"Eri menjerit.


Waw, aku meringis, gimana caranya menenangkan anak yang nangis!? Dulu klo adikku nangis, aku langsung pura-pura bobo. Lain cerita kalo ternyata nangisnya gegara aku. Biasanya harus disogok ama bakso tusuk yang kecapnya banyak.


Tanganku mengacung, membuat lingkaran air itu mengeluarkan aura lembut, yang otomatis secara tak langsung dapat menenangkan Eri. Yah kan sumber yang mengatakan orang akan lebih tenang saat berada di tempat yang menenangkan.


Karena aku ga pernah baca buku psikologis anak, jadinya ayo kita pakai cara abal-abal!


Eri masih belum tenang meski emang ga se ekstrim sebelumnya, Midoriya yang awalnya kejang setelah aku menarik Eri, dia langsung terkujur lemah. Tapi sepertinya gak pingsan deh.


Aku menggigit bibir, gimana ini?! Eri belum tenang dan disini gada yang jualan balon!


Tanganku reflek menarik bahu Eri dan HUG!


Aku memeluknya erat karena aku pernah melihat tante Ami memeluk Ela saat si Ela sedang tantrum.

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang