76

6K 999 787
                                    

yaha! selamat pusink

*

"Kalo aku mati disini, semoga aku masuk free,"Aku bersidekap penuh hati. Berdoa tulus.


Yakali menang ngelawan dukun


"(Name) awas!"Hawks berseru, lu enak tong kan kao terbang sementara aku dibawah sibuk menghindari makhluk keparat macam ini. Mana gerakannya gesit banget ga kayak mama muda umur tigapuluhan.


"Kau tidak mau bermain dengan anakku? Dia kesepiaan...,"


"Bacot!"Aku mengumpat, melompat tinggi setinggi angan dan harapan. Si bentar--- aku manggil siapa ini? Yah itu juga melompaat sama tinngginya. berusaha mengikuti gerakan kilatku


"Mbaak, jadi gini lho konsepnya, orang kalo udah stress itu pelampiasannya ke makanan, melukis, hobi dkk. Hmmm apa mungkin mbaknya kenal Toga Himiko? Soalnya mirip ehehe."


Hawks terbang melesat turun, membuat serbuan angin kencang yang menerbangkan si mbak dukun itu. Aku reflek bersembunyi dibalik kotak-kotak besi dan selamat.


Hmmz, apakah ini adalah mbak-mbak google yang stress kita jahili lalu dia alih profesi jadi mbah dukun?


"SEKARANG (NAME)!"


Aku ga berniat memakai quirk, tapi kalo udah kedesak nanti tinggal ngamuk aja gampang, nah sekarang aku melompat tinggi, melesat menuju si mbak tua itu.


Dengan kecepatan tinggi untuk ukuran manusia yang tidak memakai quirk, aku memposisikan diri berada di depan mbaknya yang masih berusaha bangkit. Bersiap menendang.


Mata mbaknya terbuka lebar, menatapku tajam dan segera instingku membuat aku mundur sekilat.


"WOY KENAPA MUNDUR!"Hawks


"Sabar!"Aku melompat ke belakang, menghindari jarak tatapan. Karena aku memprediksi bahwa quirknya seperti Nighteye dan Aizawa, memakai mata sebagai perantara agar quirknya berfungsi.


Kan bahaya kalo itu ternyata quirknya mencuci otak lalu menyuruh aku bundir hih, ogah wak, ku masih mau jadi juragan.


Mbanya lalu menatap hawks, si Hawks malah tatap balik. Eaa tiaati jatcin


"Jangan ditatap bego!"Aku berseru kesal. Hawks nyengir, lalu segera sayapnya dikepakkan membuat si mbaknya ga fokus.


Hawks terbang mendekatiku yang sedang berlari melompat mencari tempat aman.


"Kao kalo cinlok jangan disini etdah!"Aku mengomel. Hawks nyengir. Nahkan buaya.


"Kau punya analisis baru?"Tanya Hawks, Kita berdua, menghindari mbaknya yang sekarang melesat kilat kearah kita.


Aku mengangkat bahu, "Mungkin sumber quirknya lewat perantara mata, gobloknya tadi kau malah tatap-tatapan sama villlainnya!"

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang