22

9.1K 1.4K 295
                                    




"Eh?"



"Yo."



Mataku membulat tak percaya. 



"Hawks?"




*




Oke jadi gini, sabar para pembacaku yang penasaran



aku mau flashback dulu.



Latar waktu, pagi yang cukup cerah di akhir pekan.


Latar tempat, aku berada di jalan menuju ke apartemen karena habis sarapan di taman sekaligus olahraga pagi.


Alur, di tengah jalan aku bertemu Hawks.



Tamat.




"Yo, (Name)."



"Hawks-san."Aku membungkuk.



"Wow, sudah lama ya, aku terakhir melihatmu saat kau akan berangkat ke UA dan tinggimu...,"Hawks mengukur tinggiku dengan tingginya.



"...,Tinggimu tidak bertambah ya?"



Asem.



"Ada yang perlu aku bicarakan dengan Hawks-san."Aku berkata sedikit tegas. Bola mataku langsung mengarah ke pupil kuning milik Hawks.



Muka Hawks merengut heran pelan, lalu air mukanya berubah santai seperti biasanya, "Boleh saja. Tapi tidak disini."



Aku mengangguk. Lalu aku dan Hawks jalan berdampingan eaa menuju kemana?


menuju ke altar pelaminan/ga




Di jalan ada aja yang Hawks bicarakan mulai dari hal berat seperti ekonomi Jepang, mekritik para pahlawan, sampai hal remeh seperti apakah kucing yang dijalan itu ras campuran anggora dengan kucing kampung.

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang