73

5.8K 1K 625
                                    

waw, aku bisa apdet :D

 satu kata yang mendeskripsikan Sen Kaibara si 'hanya teman curhat'!

*

Instingku sih dari awal sudah bilang ada yang salah, aku kira letak salahnya saat kemarin aku waktu ulangan matematik jawab D tapi centangnya obsi C


Kata si Insting : dahlah, capek gua punya majikan modelan kek gini


Ternyata instingnya itu buat kejadian kek gini.


Saat leherku mendingin cepat, aku refleks menoleh ke belakang dan ala-ala indosiar gitu, ada satu peluru yang meluncur cepat ke arahku,


Mataku yang jeli juga menangkap pergerakan Toga dan Twice di balik tembok sana.


Wadaw shit, inilah akibat melanggar perintah guru sendiri :)


"(NAME)!"Tsuyu yang jeli dan dia emang lagi melompat ke arahku langsung menjerit. Entah karena satu peluru ke arahku atau melihat Legue Villain.


Hmmmz, seperti aku harus menghindar deh,


Tapi ya...,


 mana sempat keburu telat


Saat aku mau mengibaskan tangan, reflek membentuk perlindungan, peluru dengan kecepatan tinggi itu sudah melesat bahkan sebelum aku sepenuhnya berbalik.


Melesat persis ke bagian punggung tulang belikatku, menancap tanpa ampun.


Asw banget itu jarumnya tumpul jadi sakit banget waktu nembus punggung langsung nyess ga setajam kayak waktu imunisasi dbd SD dulu.


Aku terkesiap pelan.


"Itu penguat quirk atau penghilang permanen, Toga-chan?"Twice berseru panik. Toga yang baru selesai melempar melirik isi kotak


"Penghilang quirk."Toga berkata santuy,"Aku ingin membuktikan perkataan Tomura-kun."


"Bukannya itu hanya firasat?"Sambil mereka berdua tertelan oleh Warp Kurogiri, sebelumnya memang si Twice udah menghubungi Kurogiri, minta antar jemput.


"Sebuah firasat akan jadi fakta apabila bisa dibuktikan."


DEG!


Aku memegangi ulu hati yang tiba-tiba terasa nyeri, mengaduh kesakitan, berlutut meringis menahan sakit.


Tiba-tiba rasanya darahku seperti ombak di pantai saat sedang pasang, berdesir kencang. Jantungnya berdegup kencang.


Abis ini quirkless beneran deh huhuw terus tamat.


Saking kerasnya jantung berdetak, seperti didentum-dentum oleh sesuatu yang tumpul, aku menjerit kesakitan. Tak kuat dengan dentuman-dentumannya, dadaku sakit sekali, ditambah dengan desiran darah yang makin menjadi-jadi.

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang