93

6.3K 951 952
                                    


selamat malam sabtu!


betewe, chap kali ini slow!


*


"Tunggu sebentar, Bakugo!"




Bakugo menoleh, sangar boss




Kami baru selesai latihan dasar kepahlawanan di gedung olahraga. Ternyata kemarin setelah aku mengangkat telepon, rapat selesai. Kalau kata Iida pembagian jobnya nanti malam aja.




Rasanya cuman pengen lihat dan jadi penonton, males aku kalau bergabung di panggung. Gak kebiasa ama publikasi jadi gini deh.




"Woy kenapa manggil?!"Bakugo berseru emosi, dia udah berdirimenunggu aku ngomong, tapi aku malah melamun diam.




"Eh enggak papa sih ak--,"




"Cih gak guna."




"Kubelom selesai ngomong bjir,"




Bakugo menatapku snegit seakan berkata ;cepat katakan yang mau kau katakan; jangan buang-buang waktuku.




Teman-teman yang lain sudah pada meninggalkan gedung, yang tersisa hanyalah aku yang sedang membereskan sisa latihanku, biasa air-air berserakan, dan Bakugo yang terbiasa meninggalkan ruangan terakhir




Nah dari Ryo kemarin, aku menyimpulkan bahwa (Name) tidak mati. Sebenarnya logis juga sih, aku dan (Name) satu jiwa, jika salah satu dari kita mati harusnya yang satunya ikut mati hahay.




Kira-kira kalau tubuhku mati disana, Bayu nangis gak yah? Lah palingan nanti kuburannya disiram pake air marjan.




Dan dari kesimpulan itu, berarti yang hilang adalah emosiku, emosi fanaku, artinya aku sudah mati rasa terhadap hal-hal yang berbau perasaan banget.




Tadi malam aku sudah meminta film-film sedih dari Hagakure, Mina dan Uraraka tapi belum sempat kutonton. Baru opening aja udah langsung bobo. Sad.

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang