100

8.1K 1K 829
                                    

[M U L M E D : on]

"Haw—eh Jirou?"Aku mengernyit heran. Tapi lantas ber-oh pelan karena ternyata yang datang adalah Jirou.



Kirain Hawks aelah, mikir apa sih aku sampai yang kebayang pertama kali langsung Hawks padahal itu jelas-jelas suara ciwi hahahaha



Seram. Moga ga kebawa mimpi. Serem kalo di mimpi harus ketemu HAwks juga



"Kenapa Jirou? Tas gitarnya sudah ketemu?"



"Aku tidak menemukannya,"Muka Jirou terlihat lelah, "Tolong bantu aku!"



"Haik-haik, bilang saja kau takut jurig ruang ganti,"Aku nyengir, beranjak berdiri. Jirou merengut kesal lantas berlari masuk, pantas aja, dia panik gegara tas gitarnya belum ketemu atau memang ada jurig di ruang ganti? Aku kira itu cuma karangan Mineta segala.



Aku melangkah masuk ke pintu samping karena memang kita berada di samping gedung olahraga. Pintu samping terhubung langsung dengan aula luas yang biasa digunakan untuk latihan sehari-hari. untuk ke ruang ganti ada di bagian depan.



"Bagaimana bisa kau tidak menemukannya? Katanya berada di ruang ganti hadeh.., mungkin sudah dibawa Kaminari ke asrama kali..,"Aku menghela napas, memasuki area aula yang tadi dibuat sebagai tempat penonton menyaksikan pertunjukan kita.



BRUK!



"Eh?"Aku menoleh ke arah pintu. "Jirou? Sejak kapan kau ada disana? Kenapa kau tutup pint—"



"Selamat siang, (Name) (Surname),"



Kepalaku reflek menoleh ke tempat panggung. Asal muasal suara itu memanggil nama lengkapku.



Aku terkesiap, badanku seketika merinding membeku, dengan kaki yang reflek mundur satu dua langkah, tidak percaya dengan pemandangan di depan.



Gila-gila-gila. othor gila!



Sosok Twice dan Dabi yang sedang duduk di tepi panggung menunggu tangkapan besar untuk dibawa pulang hari ini.



*



"Todoroki-kun!"



Todoroki yang sedang berjalan keluar dari stan Jurusan bisnis tahun kedua menoleh, Midoriya? Ah, dan Eri juga?"



Eri di belakang Midoriya ikut berlari kecil. syal pinknya bergoyang seiring dengan gadis itu berlari.



"Kami mencarimu kemana-mana,"Midoriya tersenyum. Di belakang Eri yang tengah berlari juga kakak kelasnya, Mirio-senpai sedang berjalan kesini menyusul Eri dan Midoriya.



"Huh?"



"Ano..,"Eri menggaruk pipi, "Aku ingin meminta tolong bantuan kak Todo..,"



Todoroki berjongkok,, menyamakan tingginya dengan Eri, "Bantuan untuk?"



"Apinya kak Todo, hehe. Kak Mirio dan Kak Deku tidak memperbolehkanku menyentuh kompor di stan tadi, berbahaya karena api itu panas!"Eri menjulurkan kertas tebal yang baru saja diambil dari tas selempangnya. Nyengir lebar. Mengingatkan Todoroki pada seseorang yang punya cengiran lebar dengan wapados yang sama.



"Kertas surprise dari (Name)?"



Eri mengangguk.



Todoroki ber-ooh pelan lantas mengangkat tangan kirinya. Menarik kertas itu dari tangan kecil Eri. "Kau pegang ujung ini, aku akan pegang ujung satunya. Hati-hati, panas."



𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang