71

6.4K 1K 427
                                    

whoa, aku bisa apdet ternyata wuhuu

Ada yang mo nebak ultah (Name)? intinya..., biar sama kek bulan lahir othornya, ultahnya bulan besok wuhu!

*

"Midoriya."


Main character atau male lead di serial yang sedang gugup berusaha menenangkan diri menoleh, melihat surai tajam nan lancip merah benderang milik sohibnya, Kirishima yang sedang melangkah ke arahnya. Di tengah hiruk piruk para pahlawan yang sedang berkumpul menunggu komando dari pihak keolisian.


"Ada apa, Kirishima-kun?"


Kirishima jongkok di depan Midoriya, "Aku gugup sekali, aduh..,"Gejala demam panggung, mules.


Midoriya mengangguk setuju, ikut gelisah, "Aku juga sama. Tapi aku ingin menyelamatkan Eri-chan secepatnya!"


"Kita pasti akan menyelamatkan gadis itu, kero~" Tsuyu dan Uraraka mendekat. Midoriya mengangguk mantap ikut tersenyum.


"Apakah ini yang dirasakan (Name) setiap dia mau bertarung,"Kirishima mengaduh.


"Kalian kan dulu pernah bertarung dengan vilain! Ayo! Kalian pasti bisa!"Uraraka menyemangati. Sugesti (Name) yang menyarankan untuk bertanya kepada Nejire-senpai amatlah ampuh. Buktinya Uraraka sekarang kembali percaya diri.


"Itu beda sikon,"Kirishima yang biasa mengeluarkan aura positif mengeluh, "Saat itu aku tidak gugup atau takut karena ada Midoriya, Todoroki, Bakugo, dan (Name)."


"Bukannya sekarang jauh lebih stabil? Kan ada hero-hero lainnya, kero?"


Kirishima mengangguk, "Bener juga sih, tapi entah kenapa rasanya berbeda."


Midoriya mengangguk setuju, "Saat itu, aku optimis menang karena (Name) amat tenang padahal lawannya itu villain yang pro."


Uraraka bergumam, "Kenapa (Name) bisa tenang saat tegang seperti itu, aku baru pernah melihat dia menangis saat lisensi kemarin, itu pun hanya tangis tanpa suara."


"Menurutmu apakah (Name) akan datang?"


Tsuyu menggeleng, "Aizawa-sensei sudah menetapkan bahwa (Name) gabisa ikut misi selama ada kemungkinan Liga penjahat bekerja sama dengan Delapan Perintah Kematian."


Midoriya menghela napas, dia amat bersyukur karena kekuatan One for All tidak jadi dicuri. "Sepertinya kemarin saat kita bertarung, jika kalah, maka kita berempat akan diambil quirknya dan dibunuh sedangkan (Name) diangkat jadi anggota mereka."


Kirishima ikut menghela napas, "Mereka kejam sekali. Kau ingat Midoriya? Saat (Name) dijambak rambutnya, dipaksa melihat serangan All for One ke kita? Rasanya saat itu aku ingin menangis saja."


"Itu seperti proses pencucian otak,"Midoriya bergidik, "(Name) dipaksa melihat kekejaman All for One agar tersugesti, itu mengerikan. Aku tak mengerti kenapa sekarang (Name) tak terlihat stress atau tertekan."

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang