𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 (✓)

52

Yo!

*

Aku membuka mata. Siluet beberapa orang terlihat jelas menghalangi sinar lampu. Tapi aku mengenali mereka dan tentu saja itu bukanlah dokter.

Apalagi malaikat.

"(NAME)!"

Nah kan, dari suara aja udh ketebak.

Aku langsung menutup mata lagi, pura-pura tidur.

"Astaga, (NAME)! Bangun woy! Jangan tidur lagi!"

Aku membuka satu mata, mengernyit heran, mendengus kesal, "Kalian bisa dimarahin dokter lho. kalo masuk sembarangan."

"Yeu, orang dokternya juga yang nyuruh kok."Sero nyengir, menunjuk Dokter Raka yang ada di depan pintu, tersenyum melihat keramaian.

"Kau sudah dipindah ke ruang rawat inap biasa, (Name)!"Yaoyorozu berseru girang.

Mataku seketika membuka lebar, menoleh, iya benar bukan ruangan yang biasannya.

"Oh ya?" Aku melihat sekeliling dalam posisi tiduran, "Pantas beda hawanya."

"Hawanya emang gimana?"

"Hawa-hawa dosa gitu, ada Kaminari ama Sero sih."

"Astaga bu, lihat kelakuan anak anda,"Sero mulai absurd.

"Astaga nak, mama gak pernah ngajarin kamu ngomong kaya gitu,"Kaminari mengelus dada.

Aku nyengir, pelan-pelan tanganku meraih penyangga disamping dipan, menjadikan itu tumpuan agar aku bisa bangkit buat posisi duduk maksudnya.

Aku baru bisa menggerakkan tangan, sedikit di kaki. Tapi untuk membawa seluruh beban tubuhku masih bener-bener gak sanggup

Lama-lama aku lupa caranya berjalan

"Apa mau kunaikkan saja ranjangnya?"Jirou bertanya, menawarkan. Aku menggeleng.

"Gausah, ini mau latihan duduk, susah banget!"Aku mengumpat.

"Ayo (Name) semangat, nang ning ning nang ee!"

"Seseorang tolong usir Kaminari keluar."

Punggungku tiba-tiba disangga. Mendorongku pelan agar aku bisa di posisi duduk.

Aku menoleh, "Eh makasih Todoroki."

Si onoh cuma mengangkat bahu sambil tersenyum. "Jangan dipaksain."

"Empat hari lagi masuk lho (Name), gimana nanti kalo kamu belum sembuh?"Mina bertanya.