BAB 3 - Tragedi.

32.4K 2.3K 14
                                    

Kalian pasti tau kan bagaimana cara mengahargai karya orang lain??

Kalau tau,yuk klik dulu bintangnya.

Udah??

Makasih.

Tetep stay di cerita ini ya:)Jangan lupa masukin library juga.

Ada bonus foto cast nya ya nanti di akhir cerita.

Jangan lupa nanti dilihat:)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Warning 17+

"Nafsu.Satu kata yang membuat orang baik berubah menjadi iblis."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam ini Ayyara sudah siap pergi ke ulang tahun Sheila. Ia memakai dress selutut berwarna navy. Ia berharap saat akan pergi, Leon sedang tidak ada di rumah. Bahaya jika Leon ada, pasti ia dilarang keluar. Apalagi sudah jam 8 malam.

Saat akan membuka pintu utama,ada suara orang yang menegurnya. Ia yakin itu pasti suara ayahnya, Leon. Benar kan dugaannya, Leon pasti tak akan mengijinkan ia pergi.

"Mau kemana kamu?" tanya Leon.

Ayyara meremas kuat ujung dressnya. "Aku mau pergi ke acara teman aku yah."

"Acara apa jam segini?".

"She-Sheila teman aku ulang tahun yah, dan aku diundang."

"Kembali ke kamar."

"Yah tapi Ayyara udah janji."

"Berani membantah kamu?. Sekarang juga kembali ke kamar Ayyara Danastri" ujar sang ayah tak terbantahkan.

Jika ayahnya sudah menyebut nama lengkapnya, sudah dipastikan ia sangat marah kali ini. Ayyara hanya pasrah memasuki kamarnya. Jika saja tadi Karin ada di rumah, pasti Ayyara sudah meminta tolong pada Karin.

Sesampainya di kamar, Ayyara mondar-mandir. Pasti sekarang Naira sudah meunggunya. Terlintas satu ide muncul di otaknya. Ayyara memutuskan untuk pergi lewat balkon kamarnya bermodal nekat.

"Duh lompat aja deh gue" ujar Ayyara.

"Eh nanti kalau gue jatuh terus meninggal gimana? kan nggak lucu banget mati konyol cuma karena loncat dari balkon."

Terlintas ide lain yang muncul di otak cantiknya. Menurutnya cara ini lebih aman daripada melompat dari balkon kamar. Apalagi kamarnya berada di lantai atas.

Ayyara membuka pintu kamarnya dengan gerakan pelan. Ia memastikan keadaan luar yang sudah aman atau belum. Saat keadaan sudah aman ia keluar dari kamar dengan mengendap-endap seperti seorang maling.

Ia melangkah pelan menuju pintu belakang rumahnya. Ia yakin malam-malam seperti ini Leon jarang berkunjung disitu.

Akhirnya ia berhasil selamat dari Leon. Ayyara bisa bernafas lega sekarang. Ia bergegas pergi ke taman tempat Naira menunggunya. Sudah dipastikan Naira sekarang sudah ngamuk karena menunggu dirinya terlalu lama.

Ayyara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang