Kalian pasti tau kan bagaimana cara menghargai karya orang lain??
Kalau tau,yuk klik dulu bintangnya.
Udah?
Makasih
Eumm....aku mau nanya nih sama kalian,sejauh ini kalian udah masukin cerita ini ke library atau belum?kalo belum masukin sekarang yah :)
Spam komen dong:(
"Takdir itu kejam.Kamu harus punya mental sekuat baja dan hati yang tangguh untuk bisa melewati kekejaman takdir".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Semilir angin menerpa kulit wajah seorang lelaki yang tengah melamun di balkon kamarnya.Tangannya menggenggam erat sesuatu dengan mata terpejam.
Ia bingung.
Ia bimbang.
Akankah ini waktu yang tepat untuk membicarakan tentang masa depannya dengan sang papa?.Lelaki itu memasukkan benda yang digenggamnya tadi ke dalam saku celananya.Dengan langkah gontai Vernon keluar dari kamar untuk menemui sang papa.Malam-malam seperti ini biasanya James sedang lembur di ruang kerjanya.Vernon terus berjalan dengan pandangan lurus ke depan.Sampai akhirnya ia sampai di depan pintu ber-cat putih.
Tanpa mengetuk pintu ataupun mengucapkan salam,Vernon langsung masuk begitu saja di ruang kerja papanya.Pemandangan pertama yang dilihat Vernon saat memasuki ruang kerja milik sang papa adalah wajah lelah James yang menunduk sambil memijit pangkal hidungnya.Jangan lupakan tumpukan kertas yang berserakan di hadapan James.
Vernon berdehem pelan agar sang papa menyadari keberadaannya.James mendongak dengan dahi bergelombang.Tak biasanya sang putra mau bersusah payah mendatanginya di ruang kerja.James tau,pasti ada sesuatu yang sangat penting yang akan dibicarakan Vernon.
"Ada apa?tumben sekali kamu menemui papa" tanya James setelah memperbaiki posisi duduknya agar lebih nyaman.
"Aran mau bicara penting sama papa" jawab Aran sambil mendudukkan dirinya di hadapan James.
James meletakkan tangannya di depan dada dengan alis terangkat satu.Vernon menghela nafas gusar.Ia mencoba bersikap setenang mungkin di depan sang papa.Vernon masih tak bergeming di tempatnya.Lidahnya terasa kelu untuk berbicara.Dan saraf tubuhnya seakan mati rasa untuk melakukan pergerakan.
"Cepat katakan,pekerjaan papa masih banyak" perintah James.
Vernon mendengus kesal.Dengan ragu-ragu ia mengeluarkan benda dari saku celananya.Ia meletakkan benda itu di hadapan sang papa.James masih belum bereaksi.Ia masih menatap seksama benda itu.Ia menatap wajah sang anak lalu benda yang berada di hadapannya secara bergantian.Begitu saja terus sampai beberapa waktu.
"Aran hamilin anak gadis orang,pa" ucap Vernon langsung.Ia yakin sebenarnya James sudah tau maksudnya.Karena James tidak sebodoh itu.
Namun bukan James namanya yang bisa terlihat sangat santai dalam menghadapi masalah yang besar seperti ini.Orang tua lain pasti akan langsung memberi bogeman mentah-mentah saat tau anak yang di bangga-banggakan telah menghamili seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayyara [ON GOING]
Teen Fiction"Hidupku berubah drastis setelah peristiwa malam itu." -Ayyara Danastri- "Kalau emang lo nggak mau tanggung jawab, gue bisa gugurin anak ini. Lo nggak perlu repot-repot ngorbanin masa depan lo buat jadi seorang ayah" ujar Ayyara s...