Ayyara [ON GOING]

BAB 36 - Ciuman Rasa Jus Jeruk.

KALIAN PASTI TAU CARA MENGHARGAI AUTHOR.

KLIK VOTE.

TEMBUS 150 VOTE LAGI SAMA 50 COMMENT AKU NEXT PAS LEBARAN.

MINAL AIDZIN WALFAIZIN YA,MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN.

GA KERASA BENTAR LAGI LEBARAN, AUTHOR MINTA MAAF KALO SEMISAL ADA SALAH SAMA KALIAN, ATAU ADA KATA'' YANG NGGAK SENGAJA MENYAKITI HATI KALIAN❤❤❤

YUK LANGSUNG BACA

MAAF PART INI GAJE BANGET.

BINGUNG MAU MULAI KONFLIKNYA DARI MANA

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jihan turun dari motor di depan gerbang SMA Darmawangsa yang masih sangat sepi. Jihan membuka helm yang ia kenakan lalu menyerahkannya pada pacar tercinta. Siapa lagi jika bukan Bara. Bara mengusap lembut kepala Jihan dan tak lupa lelaki itu tersenyum hangat.

"Jangan lupa sama tugas kamu disini, inget jangan sampai kelewat batas dan berkhianat sama aku" ucap Bara sambil menekankan di setiap katanya.

Jihan mengangguk lucu. "Iya, Bara. Kamu tenang aja, aku cintanya cuma sama kamu."

"Kamu nggak lupa 'kan sama tujuan kamu pindah sekolah disini?" tanya Bara.

Jihan menghela napas lalu menunduk. Ia mencengkeram tasnya lalu mengangkat kepala. "Iya, Bara. Aku nggak lupa kok. Aku bakalan lakuin apa aja asal Bara nggak pergi dari hidup Jihan."

Tatapannya menyendu. Jihan semakin mengeratkan cengkeramannya. Ia tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini. Ia hanyalah anak yang hidup sebatang kara. Sebelum mengenal Bara, Jihan tidak memiliki tempat tinggal. Bahkan ia sempat putus sekolah karena tidak memiliki biaya.

Dulu Jihan memang memiliki segalanya, orang tua yang baik, keluarga yang harmonis, dan hidup bergelimang harta.Kehidupannya berubah mengenaskan semenjak 4 tahun yang lalu. Saat ia masih kelas 8 SMP, Ayah dan Ibunya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat saat melakukan perjalanan bisnis. Dari sinilah kehidupan seorang Maudy Jihandara berubah total. Saat orang tuanya tiada, ia diasuh oleh Tantenya, Tante Rena.

Tapi selama tinggal dengan Tante Rena, Jihan diperlakukan seperti budak. Bahkan seringkali ia disiksa dan tidak diberi makan berhari-hari. Saat Jihan sudah masuk SMA, ia bertekad untuk kabur dari rumah. Ia sempat tinggal di panti asuhan. Lalu ia bertemu dengan Bara yang saat itu menolongnya. Jihan hanya takut Bara pergi meninggalkannya, ia tidak punya siapa-siapa lagi.