BAB 42 - Keputusan.

15.4K 1.5K 135
                                    

KALIAN PASTI TAU CARA MENGHARGAI AUTHOR, KLIK VOTE WAJIB.

KALAU MAU NEXT ADA SYARATNYA :

⚠️ HARUS VOTE MELEBIHI PART KEMARIN

⚠️ WAJIB COMMENT SELAIN KATA NEXT

⚠️WAJIB COMMENT SETIAP PARAGRAF TENTANG CERITA INI.

AKU MAU KASI TAU KALO AYYARA ITU HAMILNYA UDAH 4 BULAN

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

HAPPY READING.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

''Jadi bagaimana, Dok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Jadi bagaimana, Dok. Apa kondisi istri saya memungkinkan untuk ikut camping?'' tanya Vernon sambil menatap hasil USG istrinya.

Sore ini setelah pulang sekolah, Vernon menepati janjinya untuk mengecek kandungan Ayyara. Ia ingin mengetahui perkembangan calon anaknya dan juga ingin bertanya kepada Dokter apakah Ayyara boleh mengikuti camping ataukah tidak. Ia hanya khawatir jika sewaktu-waktu Ayyara drop.

''Sebenarnya Ibu Ayyara boleh-boleh saja jika ikut, cuma semua keputusan kembali di Bapak'' jelas Dokter Shinta.

''Janinnya juga sehat dan berkembang dengan baik, tapi seperti yang saya katakan tadi, keputusan ada di tangan kamu sebagai suaminya'' jelas Dokter Shinta.

''Terima kasih, Dok. Kalau begitu saya dan istri saya permisi'' ucap Vernon sambil merangkul mesra pundak Ayyara.
Dokter Shinta mengangguk dan mempersilahkan pasutri muda itu keluar dari ruangannya.

''Kamu tunggu sini, aku mau ke apotek dulu, tebus vitamin buat kamu'' ucap Vernon sambil melepas rangkulannya.

''Iya, tapi jangan lama-lama, takut kangen'' goda Ayyara sambil tersenyum manis.

Vernon mengacak gemas rambut istrinya. Bisa-bisanya pipinya memanas dan salah tingkah saat digombali istrinya dengan gombalan receh. ''Sekarang udah pintar gombal, ya?."

Ayyara terkekeh dan mencubit perut sixpack suaminya. ''Kamu lupa kalau suami aku itu tukang gombal?, Jadi aku ikut-ikutan aja.''

''Udah, ah, aku ke apotek dulu, nanti dilanjutin di rumah'' ucap Vernon lalu beranjak menuju apotek.

Ayyara memilih duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponsel untuk menghilangkan rasa bosan. Jari tangannya tak sengaja meng-klik galeri di ponselnya, ia mengamati fotonya dan Mama Karin yang tersenyum bahagia. Sejak ia menikah, ia tidak pernah lagi berkunjung di rumah lamanya. Sebenarnya ia ingin berkunjung ke rumahnya, hanya saja ia masih takut jika Ayahnya belum bisa menerima kehadirannya kembali.

Ayyara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang