BAB 28 - Pelampiasan Semata.

21.3K 1.5K 40
                                    

KALIAN PASTI TAU KAN BAGAIMANA CARA MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN?.

KALAU TAU YUKS KLIK VOTE NYA.

MAKASIH BUAT YANG UDAH VOTE CERITA INI.

ADA YANG MASIH SETIA MENUNGGU CERITA INI?

SPAM NEXT DISINI!!

JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR JUGA,

SHARE CERITA INI KE TEMEN'' KALIAN BIAR AKU SEMANGAT UP,

"Jangan kasih gue harapan, gue tau hati lo masih buat dia. Gue nggak mau semakin berharap sama lo dan akhirnya sakit hati".
[Naira Ayodya]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seorang laki-laki duduk di atas motor sportnya sambil mengetuk-ngetuk helm di pangkuannya. Matanya memandang ke kiri dan kanan mencari orang yang ditunggunya.

"Lama banget lo, Bar" ucap lelaki itu ketika melihat Bara menghentikan motor di sampingnya.

"Sorry, gue tadi jemput cewek gue dulu" ucap Bara sembari menoleh ke belakang. Disana ada seorang gadis cantik berambut sebahu yang sedang duduk manis di atas jok motor seorang Albara Narendra.

"Gimana sama rencana kita, Bar?" tanya lelaki tadi.

"Gue udah tau apa yang bakal gue lakuin buat bantuin lo," ucap Bara.

"Apa?".

Bara tersenyum smirk. Bisa dibayangkan betapa mengerikannya senyuman seorang Albara Narendra. Lelaki tampan dengan sejuta pesona tetapi tidak memiliki belas kasihan. Bara akan menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Perempuan 'pun akan ia habisi selama orang itu menganggu ketenangan hidupnya.

"Kenalin cewek gue, Maudy Jihandara,panggil aja Jihan" ucap Bara memperkenalkan perempuan di belakangnya.

"Gue sepupunya Bara," Jihan menerima uluran tangan lelaki itu dan tersenyum manis.

"Apa hubungannya Jihan sama rencana kita?".

"Jihan bakal bantuin kita".

Bara membisikkan sesuatu ke arah lelaki itu. Sekitar beberapa menit mereka berbisik-bisik dengan Jihan sebagai penonton. Lelaki itu tersenyum menatap Bara. Lalu keduanya sama-sama tersenyum, berharap rencana mereka akan berhasil untuk kali ini.

***

Naira menghela napas gusar. Jam sudah menunjukkan pukul enam lewat empat puluh lima menit, tapi Ayyara belum datang. Naira terus menatap jam dinding yang tertempel dalam tembok kelasnya, kemudian menatap pintu kelas. Beberapa menit telah berlalu, hingga akhirnya Bu Jena datang.

"Selamat Pagi anak-anak, silahkan kalian buka buku paket Fisika dan buat rangkuman materi BAB 7" ucap Bu Jena dan diangguki semua murid.

"Baik,Bu" ucap semua murid serempak.

Semua murid sedang fokus pada tugas mereka masing-masing. Tidak ada satu 'pun dari mereka yang bersuara atau bahkan saling melempar candaan. Saat suasana kelas sedang hening-heningnya, tiba-tiba pintu kelas terbuka dengan kasar dan menimbulkan suara nyaring. Tatapan semua murid langsung tertuju ke arah pintu kelas untuk melihat pelakunya. Mereka terkejut tentu saja. Tumben sekali Ayyara datang terlambat. Biasanya perempuan itu selalu datang pagi dan tidak pernah terlambat sekali saja.

Ayyara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang