BAB 71 - Minta Maaf.

7.7K 1K 51
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
H A P P Y R E A D I N G
.
.
.
.
.
.
.
.

H A P P Y R E A D I N G

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Nda, ni apa?" Tanya si kecil Shea sambil menunjuk sebuah bolpoin yang ada di meja kerja milik Ayahnya. Hari ini Ayyara membantu suaminya merapikan ruang kerja dan memilih-milih barang yang sudah tidak terpakai untuk disimpan di gudang.

Belakangan ini, lelaki itu sangatlah sibuk. Harus mengurus perusahaan dan membagi waktunya dengan kuliah. Karena satu tahun atau lebih ia akan lulus. Jadi waktu bersama keluarga kecilnya sedikit berkurang.

Ayyara yang sedang menaruh beberapa buku di kardus, lantas menoleh mendengar pertanyaan anaknya. Wanita itu mendekat, "ini namanya bolpoin. Gunanya buat menulis, nanti kalau Shea udah besar pasti tau."

Shea menganggukkan kepalanya lucu, anak itu memang suka bertanya hal-hal yang baru saja ia lihat. Dan Ayyara dengan senang hati dan sabar menjawab semua itu.

"Ini mau ditaruh kardus juga gak?" Tanya Ayyara sambil memperlihatkan berkas-berkas kepada suaminya yang sedang menata beberapa buku.

"Coba sini lihat dulu" sahut Vernon sambil melihat tumpukan berkas itu.

"Taruh kardus aja, udah lama banget ini" lanjutnya.

"Ayaahhhh" Shea berlari dari belakang dan langsung saja menubruk tubuh sang Ayah. Balita itu memeluk leher Ayahnya yang sedang duduk lesehan di lantai sambil membereskan barang.

"Apa, cantik?" Jawab Vernon sambil mencium pipi gembul anaknya.

"Ihh, Ayah, tukanya tium-tium" ujar Shea cemberut. (Ihh, Ayah, sukanya cium-cium).

"Ohh, yaudah kalau Shea nggak mau dicium sama Ayah, Ayah cium Bunda aja kalau gitu" goda Vernon seraya mencium pipi sang istri. Ayyara hanya terkekeh melihat interaksi kedua orang itu.

"Nda, janan mau ditium Ayah" bisik Shea pada sang Bunda. (Bunda, jangan mau dicium Ayah).

Ayyara menghentikan kegiatan menata bukunya, "marahin Ayah aja, 'kan Ayah yang cium Bunda dulu."

Shea menatap wajah Ayahnya, lalu bersidekap dada. "Ayah,"

"Kenapa, sih, cantik?. Bunda 'kan punyanya Ayah, jadi boleh dong" Vernon semakin tak gentar menggoda anaknya.

"Ihhh, Ayah, nda boleh'' ucapnya merajuk. Balita itu langsung mendudukkan dirinya di pangkuan sang Bunda sambil menatap Ayahnya dengan ekspresi sebal.

Ayyara dan Vernon terkekeh melihat Shea yang semakin hari semakin menggemaskan dan pintar. Anak itu memiliki sifat yang mirip sekali dengan Ayyara, ya, meskipun terkadang ngeselin juga.

Ayyara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang