ADA YANG MASIH MENUNGGU CERITA INI KAH?AYOO VOTE DULU SEBELUM BACA!!!
SHARE CERITA INI KE TEMEN" KALIAN BANTU BUAT 100K READERS YA.
COMMENT SELAIN NEXT DONG BIAR RAME LAPAK INI😂
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Pagi ini adalah jadwal olahraga kelas XII IPA 1 dan XII IPA 3. Ayyara sudah mengenakan kaos olahraga disusul Naira yang berjalan di sampingnya. Mereka berjalan di koridor menuju lapangan utama untuk melakukan pemanasan. Olahraga kali ini akan digabung dengan kelas sebelah, karena Pak Johan selaku guru kelas XII IPA 1 berhalangan hadir.
Barisan kelas XII IPA 1 ada di sebelah kanan, sedangkan barisan kelas XII IPA 3 ada di sebelah kiri. Ayyara memilih berbaris di barisan paling depan. Sedangkan Naira, ia berbaris di belakang Ayyara. Ayyara memilih barisan di depan karena menurutnya baris di depan itu akan merasakan angin semriwing, kalau di belakang yang ada pengap.
Ayyara melirik ke barisan sebelah kiri, disana terlihat Vernon yang berbaris dengan mata tajamnya. Tidak ada senyum yang terlukis di wajahnya, Vernon yang di sekolah sangat berbeda dengan Vernon yang di rumah.
Ayyara mengenal Vernon di sekolah sebagai lelaki berandal yang tidak tau aturan. Sedangkan jika di rumah, Ayyara mengenal Vernon sebagai sosok suami idaman yang dewasa dan Papa yang baik untuk calon anaknya. Ayyara mengalihkan pandangannua saat Vernon juga ikut menatapnya. Ia malu sekarang, rasanya ia seperti orang yang tertangkap basah sedang memandangi sesuatu.
"Selamat pagi, kali ini saya akan menggantikan Pak Johan karena beliau berhalangan hadir, mengerti semua?" Salam Pak Dhani.
"Mengerti, Pak" jawab semua murid serempak.
"Oke, materi minggu ini adalah permainan volly, ada yang tidak tahu apa itu volly?" Dion mengangkat sebelah tangannya menatap Pak Dhani.
"Kamu tidak tahu apa itu volly, Dion?" Pak Dhani menatap Dion dengan tatapan terkejut. Sedangkat Dion, lekaki itu justru menampilkan cengiran andalannya.
"Bukan, Pak. Tapi saya mau izin ke toilet, kebelet boker saya, Pak" sontak hal itu membuat semua murid tertawa atas penuturan Dion.
Pak Dhani selalu dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah anak didiknya yang satu itu. Tidak perlu heran dengan Dion, bahkan semua guru juga tau bagaimana sikap dan segala tingkah konyol yang dimiliki Dion. "Ya sudah, sana cepat. Saya kasih waktu 10 menit".
Tanpa membuang waktu, Dion langsung berlari secepat kilat agar sampai di kamar mandi.
"Untuk pemanasan, kalian cukup lari keliling lapangan sebanyak dua kali. Sekarang!" Ucap Pak Dhani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayyara [ON GOING]
Teen Fiction"Hidupku berubah drastis setelah peristiwa malam itu." -Ayyara Danastri- "Kalau emang lo nggak mau tanggung jawab, gue bisa gugurin anak ini. Lo nggak perlu repot-repot ngorbanin masa depan lo buat jadi seorang ayah" ujar Ayyara s...