BAB 8 - Nothing is Impossible.

21.2K 1.9K 24
                                    

Kalian pasti tau kan bagaimana cara menghargai karya orang lain??

Kalau tau,yuk klik dulu bintangnya.

Udah?

Makasih.

Boleh komen sepuas kalian:)

"Apapun bisa saja terjadi tanpa kita rencanakan."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy Reading.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tak terasa hari-hari terasa cepat berlalu.Kini tepat satu bulan bahkan mungkin lebih setelah kejadian di malam itu.Setiap hari Ayyara selalu dihantui rasa ketakutan.Namun sebisa mungkin ia menyembunyikan itu semua.

Hingga saat ini ia merasa cukup lega.Karena apa yang dipikirkannya tidak terjadi.Atau mungkin belum terjadi.Manusia tidak ada yang mengetahui masa depan kan?.Selama itu juga,Naira belum mengetahui perihal dirinya dan Vernon.

Mungkin ia akan memberi tau Naira saat dia sudah siap.

"Ayyara,ayo turun nak,kita sarapan dulu."

Suara Karin menginterupsi Ayyara yang sedang melamun di balkon kamarnya.Hari ini adalah hari Minggu.Rencananya Ayyara akan hangout dengan Naira.Karena sudah lama mereka tidak quality time.

Ayyara mengambil sling bag nya dan bergegas turun menemui sang mama.

"Good morning,mama."

"Morning too,sayang."

Ayyara mendudukkan dirinya di kursi dekat mamanya.Pagi ini kata Karin,Leon sedang ada urusan mendadak di kantor yang mengharuskannya berangkat sangat pagi.Hubungannya dengan Leon pun masih sama,tidak ada kemajuan sedikitpun.Ayyara hanya bisa bersabar menghadapi sikap Ayahnya.Mungkin suatu saat nanti Leon akan kembali menjadi dirinya yang dulu.

"Sayang,kok melamun.Kamu kenapa?" tanya Karin.Karena tadi ia sempat mendapati putri semata wayangnya itu melamun entah memikirkan apa.

"Ayyara gapapa kok ma,yuk sarapan" jawab Ayyara sambil mengoleskan selai coklat di rotinya.

"Kamu mau kemana,kok tumben rapi?" tanya Karin.Tak biasanya ia mendapati putrinya bangun pagi dan sudah rapi saat weekend seperti ini.

Ayyara melihat penampilannya sebentar lalu menatap mamanya dengan cengiran khasnya. "Aku mau jalan-jalan sama Naira ma,boleh ya?."

"Boleh,tapi hati-hati ya.Kamu mau naik apa?".

"Ayyara naik mobil aja deh ma,mendung soalnya,takut hujan" jawab Ayyara setelah meminum susu hingga tandas.

"Nyetir sendiri atau diantar sama sopir mama?."

Ayyara mengetukkan jarinya di meja."Nyetir sendiri aja deh ma.Sopirnya nanti biar nganterin mama ke toko kue aja."

"Tapi jangan ngebut,bahaya."

Ayyara menyalimi tangan Karin,dan mengecup pipi mamanya."Ayyara pergi dulu ma,assalamualaikum."

Ayyara [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang