61. Gelap

76 7 0
                                    

Jisoo menatap bagan di tangan nya, ia tengah memperkirakan kapan kiranya ia akan melakukan operasi pada mata hyun. Semua harus matang, entah itu dari kondisi kesehatan maupun kondisi emosional hyun sendiri, ia harus bisa menyembunyikan rapat-rapat tentang syarat yang ia terima demi hyun tanpa sepengetahuan hyun tentu nya.

"Kondisi pendonor?" Jisoo membalik bagan selanjutnya. "Tumor." Jisoo menghela nafas.

Pendonor ini menyusahkan nya.

.

.

.

Semua berjalan seperti biasa, mungkin.

Hyun seperti biasa menghabiskan waktu di apartemen rose setelah pulang sekolah di antar oleh jennie, rose tak bisa cepat-cepat pulang karena pekerjaan dosennya tak bisa di tinggal hari ini jadi mau tak mau hyun sendirian sekarang.

Di cafe pun hanya ada yeri dan taehyung. Mereka berdua melayani pelanggan dengan sangat baik.

"Yeri-si, aku ijin istirahat sebentar."

"Oke, jangan lama-lama. Rosie unnie akan lama sampai." Keluh yeri kembali melanjutkan melayani pelanggan mereka.

Taehyung keluar melalui pintu belakang, ia melihat sekitar lalu menaiki tangga menuju apartemen rose.

Saat sampai di atas ia tak melihat siapapun, jadi sudah pasti hyun ada di dalam apartemen sekarang.

Ia melihat lagi sekeliling takut jika sekitar apartemen rose ada yang mengawasi. Di saat yang bersamaan hyun keluar dan langsung merasakan keberadaan taehyung.

"Ahjushi.." 😏 hyun pun berjalan menuju tempat duduk favorit nya. "Disini aman, pengawal kami hanya dapat melihat dari jauh mereka tak akan mendekat." Hyun duduk.

Taehyung sedikit ragu pun mendekati nya. "Apa benar.." hyun mengernyitkan keningnya. "Jika nyonya gong mengetahui aku gagal maka keluarga ku yang jadi korbannya?"

"Tentu." 😁 "Nyonya gong tak akan ragu, karena baginya.." Hyun menghadap taehyung. "Ahjushi hanya alat, jika tak berguna tinggal hancurkan."

Mereka terdiam sesaat, taehyung dengan pikiran nya dan hyun menunggu nya.

"Ahjushi tak punya pilihan lain selain menerima ku, aku hanya perlu memberitahu unnie ku maka ahjushi.."

"Baiklah."

"Tak memikirkan nya dua kali?"

"Tidak perlu."

"Ck, ahjushi terlalu kaku, padahal aku berharap ahjushi sedikit memberi penolakan." Hyun menghembuskan nafas kesal. "Sudahlah, yang perlu ahjushi lakukan sekarang adalah merahasiakan tentang perilaku normal yang tidak normal untuk orang buta ini." Hyun berdiri berjalan mendekati taehyung lalu mengulurkan tangannya. "Mulai sekarang berhati-hatilah, tak semua yang ahjushi lihat dan percaya itu benar terutama nyonya gong."

"Baiklah." Taehyung menjabat tangan hyun. "Ngomong-ngomong kamu dan nyonya gong.." hyun melepas jabatan tangan mereka.

"Ahjushi di sini sedang bekerja di cafe jadi segeralah kembali, atau orang lain akan mencurigai mu." Hyun sengaja mengabaikan nya. "Dan.." hyun merogoh saku celananya. "Berikan nomer telepon mu." Hyun memberikan ponselnya taehyung.

Dengan sedikit kasar taehyung mengambil ponsel hyun dan memberikan nomer telpon nya lalu menyerahkan lagi ponsel itu pada hyun.

Hyun mencoba menghubungi no taehyung.

"Sudah." Taehyung menunjukkan ponselnya yang terdapat panggilan dari hyun.

"Aku buta ahjushi, aku akan menghubungi ahjushi, sekarang ahjushi lalukan apa yang jadi tugas ahjushi. Dan anggap saja pertemuan kita ini adalah bentuk ajakan pertemanan ku." hyun tersenyum.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang