Apa yang harus lisa lakukan sekarang, ia bingung. Jika ia salah langkah sedikit saja maka semua akan runyam, ia tak boleh gegabah mengambil jalan.
Ia mengirim pesan pada bodyguard nya untuk memperketat penjagaan pada hyun setelah ia mendapat pesan dari jisoo.
"Ada apa?" Moonbyul menepuk pundak lisa.
"Haa.. aku bingung unnie, aku tak bisa gegabah mengambil jalan tapi aku juga tak bisa diam begitu saja."
"Maksud mu?"
"Seseorang yang mengancam hidup hyun menghampiri jisoo unnie hari ini, jisoo unnie meminta ku untuk memperketat penjagaan pada hyun tapi itu tak mungkin, aku tak bisa merekrut orang baru dengan cepat."
"Kalau begitu kurangi beberapa orang dari yang menjaga rosie dan lain nya, toh mereka tetap aman kan?"
"Unnie benar, aku rasa itu solusi yang baik. Terimakasih unnie." Lisa tersenyum melihat moonbyul.
.
.
.
Hyun dan jennie berjalan kembali ke rumah sakit, mereka bergandengan tangan dengan sebelah tangan jennie membawa sekantung makanan untuk jisoo.
Nyonya gong berjalan dari arah sebalik nya, hyun mendengar langkah wanita itu, ia mengeratkan genggamannya pada tangan jennie, jennie menoleh ada apa dengan hyun nya?
Wanita itu tersenyum pada mereka berjalan melewati jennie dan hyun.
Hyun melonggarkan genggamannya bernafas lega.
"Permisi." Wanita itu berbalik menghentikan langkah jennie dan hyun.
Suara itu, suara yang sudah lama hyun tak dengar, suara wanita yang paling ia takuti.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Nyonya gong tersenyum pada jennie.
Jennie mengalihkan perhatian pada hyun, hyun menggenggam tangan nya begitu erat.
"Tidak ahjumma." Jennie membalas senyuman nyonya gong.
"Nona ini?" Nyonya gong menunjuk hyun.
"Ah dia ini.."
"Aku pacarnya ahjumma." Walau sedikit tegang hyun bisa menyembunyikan nya dengan tetap tersenyum.
"Wajah mu sungguh sangat familiar untuk ku."
"Begitukah? Banyak yang bilang wajah ku mirip artis." Hyun semakin mengeratkan genggamannya.
"Oh.." seru nya. "Wajah mu.." nyonya gong mendekati hyun. Ia hendak menyentuh wajah hyun.
"Maaf nyonya, kekasih ku ini buta." Jennie berdiri di depan hyun
"Ah begitu." Ia menurunkan tangannya.
"Aku pencemburu jika kekasih ku di sentuh orang lain, termasuk yang tak kami kenal."
"Maafkan aku nona. Aku hanya terpesona akan parasnya.." nyonya gong merogoh tas nya. "Jika kekasihmu ingin menjadi artis bisa menghubungi ku.." ia menyerahkan kartu nama nya.
"Terimakasih, tapi aku rasa tidak, tak perlu jadi artis aku pun bisa mencukupinya." Jennie menerima kartu itu. "Maaf kami harus pergi." Ucap jennie berpamitan lalu menarik hyun pelan mengikuti nya.
Nyonya gong tersenyum sarkas. "Menarik, kira-kira permainan apa yang cocok untuk mereka?"
.
.
.
Semua kembali seperti biasa hanya saja penjagaan akan hyun semakin ketat.
Wendy juga kembali dekat dengan hyun mereka berdua sering beradu argument tentang musik yang akan mereka tampilkan bahkan minju tak bisa menengahi mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Blind
FanfictionKamu adalah Hyun, Gadis buta yang merubah hidup semua orang di sekitar mu. Nikmatilah perjalanan cintamu disini