19. Gelap

122 13 2
                                    

Lisa dan rose duduk di bangku bandara menunggu seseorang yang sudah lama ada di Australia, alice kakak rose yang mereka tunggu.

"Aku beli minuman sebentar tunggu dulu ya." Ucap lisa di balas anggukan oleh rose. Lisa pergi membeli beberapa minuman untuknya dan untuk rose.

Rose duduk menunggu sang kakak datang tapi sampai sekarang tak kunjung datang sampai seorang pria duduk di sebelahnya tanpa bertanya pada rose, rose yang awalnya cuek kini merasa risih karena pria itu makin merapatkan diri dengan nya. Rose menatap orang itu dengan tidak suka, lewat tatapan nya ia meminta orang itu menjauh tapi orang itu malah tersenyum nakal pada rose, rose menggeleng mengabaikan orang itu dan fokus menunggu alice dan lisa datang.

Pria itu bersmirk ketika rose tidak merespon sama sekali, tangan orang itu tiba-tiba mengusap paha rose, rose yang memelototi nya dengan emosi.

"Hah." Rose jengah dengan pria itu. "Ajhushi singkirkan tangan mu sebelum kekasih ku datang." Ucap rose sehalus mungkin.

"Nona berapa yang kau mau untuk semalam? Aku bisa memberikan lebih dari itu." Pria itu makin gencar menyentuh paha rose.

"Saya permisi." Rose mengambil tasnya beranjak pergi lalu tangan pria itu menepuk bokong rose lalu meremasnya.

"Yak ahjushi." Teriak lisa yang baru saja kembali dengan 2 botol minuman di tangan nya.

"Aaaakkkkhhh.." teriak pria itu kesakitan.

Sejurus kemudian pria itu sudah tersungkur di lantai dengan jari tangan yang sudah patah-patah, pria itu memekik kesakitan menatap jari-jari tangan kanan nya yang sudah kurang ajar tadi.

"Haruskah aku mencabut lidah itu yang sudah berkata kurang ajar padaku?" Ucap rose berjongkok di depan pria itu. Dengan wajah yang datar tanpa ekspresi menatap nanar pria itu.

Teriakan kesakitan pria itu tadi menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada disana, bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Dia sudah melukai ku." Ucap pria itu tak mau di salah kan.

"Apa?" Lisa mendekati pria itu lalu melirik rose menyuruhnya bangkit. "Kau tak apa? Seharusnya biarkan saja nanti biar aku yang pidanakan." Ucapnya pada rose yang berekspresi datar, lisa memeluk orang terkasihnya itu mencoba menenangkan nya.

"Apa yang terjadi?" Tanya petugas keamanan.

"Nona itu menyerang ku." Tunjuk pria itu menyalahkan rose membalikan fakta sebenarnya.

"Haruskah ku patahkan juga jari itu?" Ucap rose lagi.

"Ah pria itu melakukan pelecehan dan kekasihku hanya melakukan pembelaan, kau bisa melihat di rekaman cctv sana." Ucap lisa setelah menunjukkan lencana nya pada petugas keamanan lalu menunjuk cctv di atas sana yang menyorot ke arah rose dan pria tadi duduk. "Ini terserah mu, kau ingin berdamai maka akan ku biayai pengobatan mu jika tidak tak masalah." Ucap lisa menyembunyikan kekasih di punggung nya.

"Tak perlu, kita usut ke jalur hukum saja." Ucap seorang wanita dengan koper di tangan kirinya. Lalu melempar kartu nama nya pada pria itu. "Itu kartu nama ku, silahkan tuntut kami. Nona manis boleh pinjam kamera mu?" Tanya wanita itu pada seorang gadis berusia 15 tahun dengan kamera di tangan nya, gadis itu mengangguk menyerahkan kameranya. "Kami cukup bukti untuk menuntut balik anda atas kasus pelecehan dan tindakan tidak terpuji." Wanita itu melihat rekaman pada kamera itu yang ternyata merekam ke jadian dimana tangan orang itu meremas bokong rose.

"Alice." Ucap rose kini berwajah cerah memeluk sang kakak yang tengah memegang kamera.

"Kamu tak apa kan?" Tanya nya pada adik kesayangannya. "Kamu harusnya menjaga kekasih mu agar tak lapar, lihat apa yang dia perbuat." Ucap alice pada lisa.

Love BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang